DOMESTIC DESTINATIONS
Konon, Pohon di Ciamis Ini Ikutan Tumbang Saat Soeharto Lengser

Di Ciamis, ada pohon Gayam yang punya mitos tersendiri. Konon, pohon ini ikut tumbang saat Presiden Soeharto lengser dari kursinya.
Kawasan Gayam di perkotaan Ciamis, Jawa Barat, merupakan salah satu kawasan ramai dan jadi landmark. Lokasinya berada di pusat kota dan jalur menuju terminal.
Nama Gayam sendiri diambil dari pohon yang berdiri kokoh di kawasan tersebut. Selain jadi salah satu tanda lokasi, di balik Pohon Gayam ini juga menyimpan cerita urban berbau mistis.
Pohon Gayam tersebut mirip dengan beringin. Sehingga masyarakat banyak yang menyangka pohon besar yang berdiri di kawasan tersebut adalah beringin.
Sebelum era modern, kawasan gayam ini juga sering digunakan masyarakat untuk tempat janjian bertemu karena lokasinya yang strategis. Pohon itu dipercaya sudah ada sejak lama.
Di kawasan gayam ini berada di Kelurahan Ciamis. Terdapat persimpangan yang menghubungkan Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Cokro dan Jalan Ciptomangunkusumo. Ada juga pintu perlintasan kereta api.
Menurut Budayawan Ciamis Ilham Purwa yang juga dosen kegaluhan Universitas Galuh mengatakan pohon gayam tersebut memiliki urban legend yang cukup kental. Konon, dulu pohon gayam itu tempat transit Onom atau mahluk gaib pada saat Hari Jadi Ciamis.
"Pohon Gayam itu menjadi tempat transitnya undangan gaib saat hari jadi Ciamis, atau Onom. Itu singgahnya di sana," ujar Ilham.
Sebelum ramai seperti sekarang, Kawasan Gayam ini adalah tempat yang angker. Masyarakat tidak ada yang berani melintasi kawasan tersebut pada malam hari. Dulu pohon tersebut salah satu yang dikeramatkan.
"Memang dulu Gayam dikenal angker, seperti ada yang jajan dikira uang ternyata daun. Lalu ada orang yang naik ojek, tapi tiba-tiba penumpangnya menghilang. Dulu cerita-cerita mistis seperti itu memang ada," ungkapnya.
Sehingga orang pada saat itu harus permisi atau membunyikan klakson saat melintas. Namun sekarang suasananya sudah berbeda, suasananya sudah ramai dan banyak pembangunan.
![]() |
Menurut Ilham, Pohon Gayam tersebut juga merupakan tanda batas wilayah teritori rumah Bupati dulu yakni Kraton Selagangga.
Sebetulnya Pohon Gayam yang ada sekarang ini adalah generasi baru. Sedangkan pohon gayam yang asli sudah tumbang sekitar tahun 1998. Ilham menyebut, tumbangnya pohon tersebut juga banyak dikaitkan dengan masa berakhirnya orde baru. Pada saat itu Presiden Soeharto lengser dan digantikan BJ Habibie.
"Tidak lama pohon tumbang kemudian tahun 1998 itu pemerintahan goyang," ungkapnya.
Anehnya, pohon tersebut tumbang secara mendadak tanpa ada hujan atau angin. Pohon itu tumbang tanpa menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Padahal ukurannya pada saat itu tinggi dan besar karena usianya yang sudah cukup tua.
Ada juga yang mengaitkannya pohon itu tumbang karena sudah tidak lagi dijadikan sebagai tempat transit makhluk gaib.
"Di saat itu juga ada fenomena sosial, yang mana masyarakat gemar membuat bonsai dari akar pohon yang dihias menggunakan daun plastik," ucapnya.
Meski pohon sudah tumbang, namun kawasan tersebut sudah dikenal masyarakat. Agar tetap menjadi tanda, tokoh Ciamis Abah Agus Marcusi berinisiatif menanam kembali Pohon Gayam tersebut. Sehingga Kawasan Gayam tetap dikenal lengkap dengan pohonnya.
"Tidak lama ditanam tapi tumbuhnya cukup cepat dan sekarang sudah besar. Jadi gayam itu sebetulnya nama pohon yang diabadikan menjadi sebuah daerah atau kawasan," jelasnya.
------
Artikel ini telah naik di detikJabar dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
Simak Video "Bukit Sampalan Asri Ciamis yang Cocok untuk Melepas Penat"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)