Di Demak ada satu makam yang kerap dikunjungi pejabat menjelang Pemilu. Makam Mbah Panji Kusumo namanya. Konon banyak hajat terkabul jika berdoa di sini.
Desa Bungo di Kecamatan Wedung, Demak kerap kali didatangi pejabat yang ingin maju dalam pemilihan umum (Pemilu). Para peziarah biasanya ramai datang saat malam Kamis Kliwon.
Juru Kunci Makam Panji Kusumo, Muslimin, mengatakan pihaknya sering diminta peziarah dari kalangan pejabat. Menurutnya, banyak hajat tersebut ada yang terkabul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peziarah yang ke sini seringnya pejabat atau lurah yang ingin nyalon (maju pemilu). Katanya ya jadi," ujar Muslimin di lokasi makam, Minggu (26/3/2023).
"Iya, saya diminta dampingi," sambungnya.
Ia menuturkan berdasarkan cerita masyarakat Panji Kusumo merupakan pangeran keturunan Kerajaan Kediri. Muslimin menerangkan Panji Kusumo hidup pada era kewalian atau sekitar tahun 1500 Masehi.
"Sejarah legenda masyarakat, Mbah Panji itu putra dari raja Kediri," tuturnya.
Kemudian Panji Kusumo diminta menyelamatkan diri saat terjadi peperangan di Kediri. Kala itu, dia kemudian diminta untuk membangun sebuah desa yang kini dinamakan Desa Bungo. Panji Kusumo pun bertapa untuk mendapatkan wangsit.
"Topo broto, ora mangan ora turu," tuturnya.
Namun, ada versi lain menyebutkan bahwa Panji merupakan murid dari Sunan Kalijaga yang sangat akrab. Panji diminta mendirikan desa oleh Sunan Kalijaga.
Ia menambahkan kepergian Pangeran Panji dari kerajaannya didampingi seorang pembantu kerajaan. Yakni Mbah Dayat yang saat ini makamnya berada di sekitar makam Pangeran Panji.
"Dalam kepergiannya didampingi penderek keraton Mbah Dayat, Mbah Sapu Jagat," tuturnya.
Ia menerangkan cungkup makam tersebut dibangun sekitar 2011. Di lokasi makam Panji Kusumo juga ada makam istrinya Dewi Kubro di bagian serambi cungkup.
"Iya peristirahatan terakhir. Ada istrinya Dewi Kebrok atau Kubro," terangnya.
Muslimin menerangkan para peziarah ramai setiap malam Kamis Kliwon. Ia menyebut setiap haul perayaan Panji Kusumo didatangi sekitar 4.000 orang.
"Saat haul tenda itu sampai 60 ribuan," terangnya.
Makam Mbah Panji pun sudah melekat di sanubari warga sekitar. Ia menyebut bahkan nelayan pun kerap menyebut nama Mbah Panji saat kesusahan terombang-ambing di tengah laut.
"Salah satu karomahnya itu, nelayan itu sering meminta pertolongan atas barokahnya Mbah Panji. 'Tulungi Mbah putune', terus selamat," ujarnya.
-----
Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour