Banyak cara dilakukan untuk menunggu azan magrib. Salah satunya dengan ngabuburit berburu buah melon kinanti. Ngabuburit ini seru dan mengasyikkan, karena langsung memetik melon di greenhouse, yang harganya lebih murah.
Pemilik greenhouse ini yakni Yudi Amin, warga Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan. Yudi membuka lahan greenhouse seluas 600 meter yang ia tanami melon jenis kinanti itu untuk ajang ngabuburit saat panen perdana.
"Kita di sini tengah panen raya sehingga kita gelar petik langsung, seenaknya, sesukanya, sesuai keinginan," kata Yudi Amin saat berbincang dengan wartawan, Selasa (11/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudi Amin melibatkan puluhan pemuda karang taruna (Kartar) desa setempat untuk pengelolaan petik langsung buah melon jenis kinanti golden ini. Yudi menyebut, ia membuka lahan greenhouse itu setelah 70 hari menanamnya.
Dalam panen ini, kurang lebih ada 1.300 buah melon yang bisa dipetik langsung oleh pembeli sambil menunggu azan magrib.
"Buah melon ini rasanya tidak diragukan lagi, sangat cocok untuk berbuka," ujarnya.
![]() |
Yudi mengatakan, warga sangat antusias untuk datang dan memetik buah secara langsung. Banyak warga yang ngabuburit sambil berburu golden kinanti, mereka tertarik karena bisa memilih dan memetik sendiri sepuasnya.
"Modal awal yang dibutuhkan dulu sekitar Rp 80 juta dan alhamdulillah omzet sudah bisa dihitung dan sudah bisa menutupi modal, kalau omzet sekitar Rp 30 juta," akunya.
Saking ramainya, Yudi bersama kartar yang mengelola kebun greenhouse itu banyak menolak permintaan dari luar Lamongan. Pasalnya, budidaya melon golden kinanti yang mereka kelola untuk dirasakan warga sendiri, sekaligus menjadi percontohan bagi desa-desa lain di sekitarnya.
"Biar warga sini dulu yang menikmati buah ini, sambil menjadi contoh bagi desa-desa lainnya," imbuhnya.
![]() |
Kendati demikian, warga yang menyerbu greenhouse Yudi ini tidak hanya dari desa setempat, tapi juga dari desa-desa lain di sekitarnya. Warga mengaku penasaran dan tertarik dengan golden kinanti yang baru pertama kalinya dibudidayakan di Desa Tenggulun itu.
"Kami suka ke sini, karena selain baru pertama kali ada di Desa Tenggulun, harganya lebih murah dan bisa petik sendiri sepuasnya," kata Suparti, salah seorang pengunjung yang juga warga Desa Tenggulun.
Suparti memaparkan, harga golden kinanti jika beli di pasaran bisa Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu/kg, sedangkan jika ia membeli di lokasi greenhouse menjadi lebih murah karena hanya Rp 20 ribu/kg. Suparti mengaku, ia membeli melon itu untuk takjil berbuka puasa di rumah bersama keluarga.
"Saya beli melon di sini, sambil ngabuburit untuk nanti buka puasa, anaknya itu petik sendiri sepuasnya, senang baru pertama kali Rp 20 ribu/kg, jauh lebih murah," lanjutnya.
Nah, tertarik untuk ngabuburit asyik sambil merasakan petik langsung buah melon yang murah meriah ini? Silakan saja datang langsung ke greenhouse yang ada di Desa Tenggulun.
---
Artikel ini telah tayang di detikJatim.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar