Taman hutan raya Ir H Djuanda atau sering disebut dengan Tahura Djuanda merupakan salah satu wisata alam yang terletak dekat dengan kota Bandung. Kawasan konservasi ini cocok sebagai tempat rekreasi sekaligus untuk menambah ilmu pengetahuan tentang alam dan lingkungan.
Tahura Djuanda telah menjadi destinasi wisata alam yang wajib dikunjungi oleh wisatawan. Objek wisata yang ada di dalam taman hutan raya Ir H Djuanda salah satunya adalah curug Omas Maribaya yang membawa hawa sejuk bagi pengunjung yang berkunjung ke area ini.
Untuk kamu yang ingin berkunjung ke Taman Hutan Raya Ir H Djuanda, berikut telah dirangkum sejarah, objek wisata, dan harga tiket masuk per orangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Taman Hutan Raya Ir H Djuanda
Dikutip dari buku Wisata Parijs van Java oleh Her Suganda, awalnya kebun raya yang memiliki luas 30 hektar ini ditanami oleh berbagai jenis tanaman yang didominasi oleh pohon pinus. Awalnya, hutan wisata ini diresmikan oleh Mashudi yakni Gubernur Jawa Barat pada tanggal 23 Agustus 1965.
Namun, beberapa Menteri mengusulkan untuk mengubahnya menjadi taman hutan raya. Alhasil, THR Ir H Djuanda ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 14 Januari 1985 yang juga bertepatan dengan hari kelahiran Ir H Djuanda.
Ketika Ir R Djuanda wafat pada tahun 1963, pemerintah Indonesia sepakat untuk mengabadikan namanya sebagai nama kawasan konservasi di Bandung. Taman hutan ini adalah paru-paru kota Bandung yang juga menjadi tempat hidup bagi lebih dari 2500 jenis pohon yang termasuk ke dalam 40 familia dari 108 spesies.
Objek Wisata di Taman Hutan Raya Ir H Djuanda
Selain panorama alam yang sangat memukau, THR Djuanda juga menyediakan banyak objek wisata seperti Gua Jepang, Gua Belanda, curug Omas, penangkaran rusa, dan juga museum Ir H Djuanda.
1. Gua Jepang
Dilansir dari situs Tahura Bandung, Gua Jepang yang berada di kawasan hutan Bandung didirikan pada tahun 1942 yang berfungsi sebagai markas atau tempat penyimpanan alat logistik kemiliteran oleh Jepang. Masyarakat Indonesia disuruh secara paksa untuk membangun Gua ini secara bersama.
2. Gua Belanda
Dikutip dari buku Taman Hutan Raya Juanda oleh Pusat Data dan Analisa Tempo, Gua Belanda yang ada di kawasan konservasi Bandung dibangun pada tahun 1912. Gua ini berfungsi sebagai penyaluran air Sungai Cikapundung untuk pembangkit listrik tenaga air.
Tetapi, fungsi Gua beralih menjadi tempat penyimpanan mesiu bagi tentara Belanda. Saat Jepang menjajah Indonesia, tentara Belanda menggunakan Gua ini sebagai alat komunikasi antara militer Hindia dan Belanda.
3. Penangkaran Rusa
Objek wisata selanjutnya yaitu penangkaran rusa yang letaknya sekitar dua kilometer dari Gua Belanda. Rusa yang ada di Tahura Djuanda merupakan satwa asli Indonesia yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia.
Di sini, orang-orang dapat ber-selfie ria dengan rusa-rusa sambil memberi makan hewan tersebut.
4. Curug Omas Maribaya
Curug Omas Maribaya terbentuk dari dua aliran sungai yakni Sungai Cigulung dan Cikawari. Letaknya yang masih di THR Djuanda ini menyuguhkan pemandangan yang sangat indah dan asri.
5. Museum Ir H Djuanda
Kawasan yang menjadi tempat pelestarian tumbuhan dan satwa ini ternyata memiliki museum yang dikhususkan untuk mengenang Perdana Menteri Ir H Djuanda loh. Meski tidak sebesar museum pada umumnya, pengunjung tetap bisa belajar lebih lanjut terkait Djuanda Kartawidjaja semasa hidupnya.
Harga Tiket Taman Hutan Raya Ir H Djuanda
Harga tiket masuk untuk pengunjung Taman Hutan Raya Ir H Djuanda yakni sebesar 17 ribu per orang. Jadwal kunjungan wisata dibuka dari jam 8 pagi hingga 4 sore setiap hari.
Alamat lengkap Tahura Djuanda berada di Kompleks Tahura, Jl Ir H Juanda No 99, Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Sebagai catatan, untuk mengunjungi objek-objek wisata di THR Juanda mungkin membutuhkan waktu yang lama karena antara objek wisata satu dengan lainnya dilakukan dengan berjalan kaki.
(fds/fds)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan