Pendakian Gunung Kerinci menjadi lebih bervariasi. Pendaki bisa turun dengan paralayang.
Aktivitas paralayang di Gunung Kerinci sebenarnya telah ada cukup lama, tepatnya sejak tahun 2018. Aktivitas ini awalnya diperuntukkan sebagai wahana olahraga dan kompetisi ekstrim. Namun, saat ini masyarakat umum pun dapat menjajal sensasi terbang dari ketinggian tersebut.
Bagi traveler yang belum pernah merasakan terbang dengan paralayang, traveler dapat memilih penerbangan tandem bersama penerbang profesional. Di Kerinci misalnya, terdapat paket Bernama Hike and Fly yang dikelola oleh Trekking Indrapura dengan biaya sebesar Rp 13,5 juta per orang untuk penerbangan paralayang tandem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menyediakan paket lengkap untuk calon penerbang awam. Paket tersebut mengakomodasi berbagai persiapan traveler seperti penjemputan di Bandara Internasional Minangkabau, akomodasi penginapan, makan, minum, hingga transportasi selama 5 hari 4 malam.
Fasilitas penerbangan juga disediakan, seperti peralatan paralayang, penerbang professional yang akan mengarahkan penerbangan, petugas rangers dari Basarnas, hingga petugas medis dari Puskesmas juga ikut dikerahkan.
Terbang dari Kerinci
Untuk terbang dengan paralayang, traveler akan melakukan pendakian terlebih dahulu ke Gunung Kerinci. Pada hari pertama pendakian, traveler akan bermukim di camp terakhir yang berada di shelter 3 pada ketinggian 3350 mdpl. Kemudian esok harinya, tepatnya pukul 04.00, traveler akan melanjutkan perjalanan ke puncak gunung.
Selepas menikmati pemandangan indah dari puncak Gunung Kerinci, traveler akan diajak menuju tempat bernama Tugu Yudha. Jaraknya sekitar 200 meter dari puncak. Nantinya, traveler akan terbang dari ketinggian kurang lebih 3.675 mdpl.
"Tempat ini sekaligus jadi lokasi take off paralayang tertinggi di Indonesia," ujar CEO Trekking Indrapura, Fandi, saat dihubungi detikTravel, Rabu (7/6/2023).
Durasi terbangnya tentatif, bergantung dengan kondisi alam dan udara sekitar. Fandi menyebut durasi itu berkisar 30-40 menit.
Ketika landing traveler nggak perlu takut tersasar, karena titik pendaratan telah ditentukan juga dipersiapkan dengan matang. Tempat terjunnya ada di hamparan karpet teh yg sangat luas dan dinilai tidak ada aral merintang. Selain itu para tim penjaga, rescue hingga petugas medis juga sudah siap sedia.
"Setiap penerbangan, kita wajib tahu di mana kita akan memulai penerbangan dan lokasi pendaratannya. Agar rencana penerbangan lebih terarah, namun jika tidak dimungkinkan kita gunakan lokasi landing emergency, ketika itu harus di lakukan," ujarnya.
Pengalaman penerbang
Pengalaman meluncur langsung dari ketinggian Kerinci ini juga dirasakan oleh Nia, ia membagikan pengalaman paralayang tandemnya pada akun Instagram pribadinya @niaanjelinaa. Dalam video yang dibagikan pada Minggu (4/6/2023), videonya telah dilihat sebanyak 36,8 ribu dan 1,2 ribu likes dalam waktu 4 hari.
Dia menceritakan pengalamannya yang sempat 3 kali gagal take off karena ia harus menunggu momentum angin yang stabil. Namun ia menganggap pengalaman ini di luar nalar tapi tetap sangat menyenangkan.
"Sungguh pengalaman paling menyenangkan bisa terbang di atas awan tebal dengan cuaca yang sangat cerah. Sempat melewati dan memasuki awan, ketika masuk dan melewati awan terasa lembab dan sangat sejuk. Sempat ada goyang sedikit karena saat melewati awan nggak bisa melihat apa-apa. Setelah keluar dari awan terlihat hamparan sawah nan indah dan jajaran kebun teh yang membuat mata takjub untuk berlama-lama di atas," dia mengisahkan.
Nia menceritakan bahwa sebelumnya dia sempat merasakan paralayang sebanyak dua kali di Bukit Gado-Gado, Padang. Namun pada penerbangan kali ini ia tetap ditemani oleh penerbang professional.
"Pilotnya sangat baik dalam memainkan peran walaupun angin masih kencang. Jadi merasa aman banget terbangnya," ujar dia.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!