Kisah Dusun Terkutuk di Kediri: Aparat Pemerintah-TNI Dilarang Masuk!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Dusun Terkutuk di Kediri: Aparat Pemerintah-TNI Dilarang Masuk!

Imam Wahyudiyanta - detikTravel
Kamis, 24 Agu 2023 05:05 WIB
Dusun Setono Kediri dengan larangan masuk bagi aparatur pemerintah, TNI dan Polri.
Foto: Dusun Setono di Kediri (Andhika Dwi/detikJatim)
Kediri -

Di Kediri, ada sebuah dusun yang 'terkutuk'. Aparat pemerintahan, TNI-Polri sampai dilarang masuk. Bagaimana kisahnya?

Dusun Terkutuk itu bernama Dusun Setono yang berada di Desa Tales, kecamatan Ngadiluwih, Kediri. Keunikan dusun itupun viral di media sosial.

Johan, Ketua RT 01, RW 4, Dusun Setono, Desa Tales mengatakan bahwa larangan itu ada sejak sangat lama. Bahkan, kata Johan, konon larangan itu sudah ada jauh sebelum dirinya dilahirkan atau berlaku sejak nenek moyang warga dusun setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (larangan) itu benar. Itu sudah ada sejak nenek moyang saya," kata Johan ketika ditemui detikJatim di dusun tersebut, Selasa (22/8/2023).

Sebenarnya, kata Johan, dirinya dan juga warga setempat di dusun itu sama sekali tidak berniat untuk melarang masuk siapa pun aparat pemerintah maupun TNI-Polri ke dusun mereka.

ADVERTISEMENT

Hanya saja, karena larangan itu sudah ada dan diwariskan secara turun-temurun di dusun itu, mau tidak mau tulisan di gapura itu tetap dibiarkan. Hal ini juga sebagai upaya meneruskan tradisi dan kepercayaan masyarakat setempat.

"Jadi orang yang lewat sini, harus mengetahui memang lokasinya ini betul-betul dikeramatkan. Aparat dan sebagainya yang masuk ke wilayah sini agar supaya waspada dan hati-hati," jelas Johan.

Dusun itu dikeramatkan, karena berdasar kepercayaan setempat telah banyak yang menerima kutukan akibat melanggar larangan itu. Warga setempat percaya cerita rakyat yang menyebutkan para pejabat yang menantang masuk yang awalnya tidak sakit, namun tiba-tiba sakit hingga meninggal atau lengser dari jabatan.

Boleh Masuk, Asal Punya Niat yang Baik

Kendati demikian, Johan mempersilakan pejabat aparatur pemerintah seperti camat, kepala daerah, maupun TNI-Polri masuk ke dusun itu. Menurutnya larangan itu saat ini tidak berlaku secara ketat, asalkan mereka masuk ke lingkungan itu dengan niat yang baik.

"Pokoknya kalau masuk ya biasa saja, jangan terlalu keras dan niatnya baik," tegas Johan.

Selain aparatur pemerintah, TNI, dan Polri sebenarnya ada pihak lain yang dilarang masuk ke Dusun Setono. Pihak itu adalah kaum Priayi BB.

Suwadi (73), salah satu sesepuh Dusun Setono mengatakan awalnya larangan masuk ke Dusun Setono itu khusus untuk Priayi BB saja. Dia sendiri mengaku tidak tahu secara pasti kenapa sejumlah pejabat pemerintah saat ini juga dilarang masuk ke lingkungan itu.

"Tulisan itu sudah ada sejak saya kecil, tapi cuma sebatas Priayi BB dilarang masuk. Tapi sekarang ada TNI, Polri, PNS itu yang saya kurang mengerti," kata Suwadi.

Suwadi menerangkan akronim BB itu berasal dari istilah dalam bahasa Belanda yakni Binnenlands Bestuur. Istilah itu merujuk pada sebutan untuk 'pemerintahan dalam negeri' di era pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia.

"Warga memercayai kalau menantang masuk, para pejabat (Priayi BB) itu yang awalnya tidak sakit, tiba-tiba jadi sakit hingga berakhir meninggal. Atau bahkan pindah tugas. Ceritanya begitu," kata Suwadi.

Suwadi menceritakan larangan masuk Dusun Setono dipercaya bermula dari cerita rakyat tentang perempuan yang hatinya tersakiti. Konon, perempuan bernama Dewi Ambarsari itu yang mengeluarkan kutukan kepada semua Priayi BB.

Suwadi mengungkapkan bahwa kepercayaan masyarakat itu bermula dari Dewi Ambarsari yang disakiti hatinya oleh pejabat tinggi saat itu, apakah di zaman penjajahan Belanda atau di zaman sebelum penjajahan Belanda.

Saking sakit hatinya, Dewi Ambarsari mengutuk siapapun pejabat pemerintah yang memasuki wilayah Dusun Setono akan mendapat musibah dan celaka. Perempuan itu mengeluarkan kutukan terhadap semua Priayi BB setelah hatinya disakiti oleh salah satunya.

Suwadi sendiri mengaku tidak secara lengkap memahami alur cerita itu. Namun, menurutnya, kisah Dewi Ambarsari itu sudah ada secara turun menurun, bahkan menurutnya telah banyak yang menerima akibat dari kutukan itu.

------

Artikel ini telah naik di detikJatim.




(wsw/wsw)

Hide Ads