Daya pikat Bali juga ada pada desa wisata. Berikut lima desa wisata di Pulau Dewata yang dikagumi dunia.
Definisi desa Bali diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pedoman, Mekanisme, dan Pendirian Baga Utsana Padruwen Desa Adat. Disebutkan Desa Adat adalah kesatuan masyarakat hukum adat di Bali yang memiliki wilayah, kedudukan, susunan asli, hak-hak tradisional, harta kekayaan sendiri, tradisi, tata krama pergaulan hidup masyarakat secara turun temurun dalam ikatan tempat suci (kahyangan tiga atau kahyangan desa), tugas dan kewenangan serta hak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Desa adat di Bali Desa adat dikelola berdasarkan norma agama Hindu, hukum adat Bali (awig-awig dan perarem), dan hukum nasional. Sejumlah desa adat di Bali memiliki keunikan tersendiri dan spesial di mata wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bawah ini, lima desa adat yang biasa menjadi destinasi wisata:
1. Desa Penglipuran
![]() |
Desa Penglipuran dinobatkan sebagai desa paling bersih di dunia pada 2016. Saat memasuki desa ini, traveler sudah akan disambut dengan deretan tanaman hijau.
Kebersihan desa ini salah satu yang paling jelas karena adanya larangan menggunakan kendaraan bermotor. Traveler bisa mengeksplorasi keunikan desa Penglipuran dengan berjalan kaki.
Selain itu, traveler juga dilarang membuang sampah sembarangan. Di desa Penglipuran, sudah disediakan tempat sampah setiap 30 meter.
Untuk perjalanan ke sini, traveler akan melewati jalanan yang bagus dan pemandangan yang indah melewati hutan bambu. Traveler membutuhkan perjalanan sekitar 1 jam-2 jam untuk bisa sampai di Desa Panglipuran dari Denpasar.
Traveler juga bisa menikmati festival kebudayaan di Desa Panglipuran, biasanya acara acara ini banyak diselenggarakan pada akhir tahun.
Lokasi : Jl. Penglipuran, Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli
Biaya Masuk : Rp 25.000 Untuk anak-anak
Rp 50.000 Untuk dewasa
2. Desa Trunyan
Desa Trunyan adalah sebuah desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yang memiliki tradisi pemakaman unik. Orang-orang yang meninggal di sana tidak dikubur atau dikremasi, melainkan hanya ditaruh di bawah pohon Taru Menyan.
Pohon inilah yang nantinya mampu menghilangkan bau jenazah yang berada di sana.Jika traveler berkunjung ke sana, ada beberapa aturan yang perlu dipatuhi. Misal, menghormati untuk tidak berbicara kotor dan tidak mengambil barang apa pun yang berada di Taru Menyan.
Untuk Berangkat ke Desa Trunyan disarankan untuk mengambil paket dari agen wisata, karena perjalanan nya perlu naik kapal dan jika kalian menggunakan agen dan ada guide nya kalian sudah enak dan hanya perlu mengikuti guide dan menikmati tour nya saja.
Perjalanan ke Desa Trunyan sangat menarik dan menambah pengalaman yang tidak dapat ditemukan di daerah lain.
Lokasi : Desa Trunyan kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali
Biaya Masuk : Rp 970.000-Rp 1.650.000/kapal (termasuk pemandu + tiket masuk)
3. Desa Ubud
Desa Ubud menjadi favorit wisatawan mancanegara karena kontur tanahnya yang berbukit, lokasinya yang terpencil, alamnya yang cantik, cocok untuk menenangkan diri. Ubud juga kaya akan budaya dan gudang kesenian.
Ubud masuk dalam jajaran lima besar desa terbaik dunia 2021 versi Travel and Leisure. Kawasan Ubud memiliki jalur pendakian, Campuhan Ridge Walk (jalur pendakian sepanjang dua kilometer).
Di Ubud juga terdapat Museum Blanco Renaissance, sebuah museum pribadi milik seniman legendaris berdarah Spanyol dan Amerika Serikat. Selain itu, ada wisata Monkey Forest Ubud atau disebut juga Mandala Suci Wenara Wana. Ini merupakan sebuah kawasan cagar alam sekaligus komplek candi yang terletak di Ubud, Bali.
Kawasan ini merupakan habitat 340 ekor Macaca fascicularis yang lebih dikenal dengan kera ekor panjang. Kawanan monyet ini terbagi menjadi empat kelompok yang masing-masing menempati kawasan berbeda di dalam hutan.
Lokasi : Desa Ubud, Bali
Biaya Masuk : -
4. Desa Jatiluwih
![]() |
Desa Jatiluwih terkenal dengan pesona subak yang dinobatkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Salah satu faktor yang membuat subak Jatiluwih ditetapkan sebagai warisan budaya UNESCO adalah padi Bali merah, varietas padi lokal yang ditanam di sana.
Desa tersebut merupakan produsen utama beras merah. Karena keindahan subak Jatiluwih kalian bisa berfoto-foto disana dan ada beberapa kegiatan yang bisa kalian lakukan juga di Jatiluwih,seperti belajar bertani dan berkunjung ke air terjun.
Lokasi : Desa Jatiluwih,kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali
Biaya Masuk : Rp 15.000 untuk wisatawan domestik
Rp. 40.000 untuk wisatawan asing
5. Desa Tenganan
![]() |
Dikutip dari karangasemkab.go.id, Desa Tenganan atau dikenal dengan Tenganan Pegeringsingan merupakan salah satu dari sejumlah desa kuno di Pulau Bali. Pola kehidupan masyarakatnya mencerminkan kebudayaan dan adat istiadat desa Bali Aga (praHindu) yang berbeda dari desa-desa lain di Bali.
Lokasi Desa Tenganan Pegeringsingan terletak di Kecamatan Manggis, sekitar 17 km jaraknya dari Kota Amlapura, ibu kota kabupaten, 5 km dari kawasan pariwisata Candidasa, dan sekitar 65 km dari Kota Denpasar.
Sebagai obyek wisata budaya, Desa Tenganan memiliki banyak keunikan dan kekhasan. Di antaranya, sistem kemasyarakatan yang dikembangkan; masyarakat Desa Tenganan terdiri dari penduduk asli desa setempat. Sebab, sistem perkawinan yang dianut adalah sistem parental dengan perempuan dan laki-laki dalam keluarga memiliki derajat yang sama dan berhak menjadi ahli waris.
Do samping itu, mereka juga menganut sistem endogamy dimana masyarakat setempat terikat dalam awig-awig ( hukum adat ) yang mengharuskan pernikahan dilakukan dengan sesama warga Desa Tenganan, karena apabila dilanggar maka warga tersebut tidak diperbolehkan menjadi krama ( warga ) desa, artinya bahwa ia harus keluar dari Desa Tenganan.
Daya tarik lain yang dimiliki Desa Tenganan adalah tradisi ritual MekarΓ©-karΓ© atau yang lebih dikenal dengan "perang pandan". MekarΓ©-karΓ© merupakan bagian puncak dari prosesi rangkaian upacara Ngusaba Sambah yang digelar pada setiap Bulan Juni yang berlangsung selama 30 hari.
Keunikan lain yang dimiliki oleh Desa Tenganan yang tidak dimiliki oleh daerah lainya di Bali bahkan di Indonesia adalah kerajinan tenun double ikat kain Gringsing. Kata Gringsing itu sendiri berasal dari kata "gering" yang berarti sakit atau musibah, dan "sing" yang artinya tidak, maka secara keseluruhan gringsing diartikan sebagai penolak bala.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?