Tur Tradisional di Hutan Mangrove Bali Ini Sangat Kami Rekomendasikan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tur Tradisional di Hutan Mangrove Bali Ini Sangat Kami Rekomendasikan

Putu Krista - detikTravel
Minggu, 10 Des 2023 23:01 WIB
Wisata keliling kawasan hutan mangrove Nusa Lembongan dengan perahu tradisional, Minggu (10/12/2023). (Putu Krista/detikBali)
Wisata keliling kawasan hutan mangrove Nusa Lembongan dengan perahu tradisional (Foto: Putu Krista/detikBali)
Jakarta -

Traveler mencari aktivitas tak biasa saat berlibur di Bali? Cobalah untuk berkeliling di hutan mangrove ini.

Menikmati suasana alami kawasan hutan mangrove di Desa Jungut Batu, Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, bisa dilakukan dengan cara berbeda.

Bukan melihat dari pinggir pantai saja atau menyusuri jalan setapak di tengah hutan, melainkan pengunjung bisa naik perahu tradisional untuk berkeliling di hutan seluas lebih dari 200 hektare ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum itu, kamu terlebih dahulu harus menuju ke ujung timur Desa Jungut Batu. Traveler bisa langsung memesan perahu lengkap dengan nelayan yang siap mengantar sekaligus memandu kita.

Satu perahu diisi maksimal empat orang. Perahu dikemudikan menggunakan bambu atau perahu tanpa mesin.

ADVERTISEMENT

Setelah naik, nelayan yang mengemudikan perahu langsung tancap gas, mendorong perahu ke tengah, lalu masuk di lajur air tawar. Sepanjang jalur di sekelilingnya penuh dengan hutan bakau dengan berbagai spesies dengan akar tunggang yang menjulang hingga enam meter.

Salah satu nelayan sekaligus nakhoda perahu, Ketut Suwitra, menceritakan dari naik hingga balik lagi setidaknya membutuhkan waktu selama 30 menit. Ia akan mengajak wisatawan menyusuri jalur air tawar hingga masuk ke kawasan hutan mangrove.

Wisata keliling kawasan hutan mangrove Nusa Lembongan dengan perahu tradisional, Minggu (10/12/2023). (Putu Krista/detikBali)Wisata keliling kawasan hutan mangrove Nusa Lembongan dengan perahu tradisional (Foto: Putu Krista/detikBali)

Suwitra sudah ikut dalam kelompok nelayan setempat, Surya Mandiri, sejak 2017. Kelompoknya ini secara khusus menggunakan perahu dengan kendali bambu.

Bambu digunakan untuk memberikan rasa nyaman ke wisatawan. Selain itu juga lebih memberikan suasana keasrian alam dengan suara burung.

Satu grup dengan empat orang dikenakan tarif Rp 150 ribu untuk wisatawan domestik dan Rp 300 ribu untuk wisatawan asing. Dari tarif tersebut, Suwitra mengantongi Rp 80 ribu untuk diri sendiri dan sisanya masuk ke dana kelompok.

Baca artikel selengkapnya di detikBali




(msl/msl)

Hide Ads