Tugu Juang Siliwangi nasibnya memprihatinkan. Usang dan terlupakan. Padahal, tugu ini adalah saksi bisu perjuangan warga Bandung Selatan. Bagaimana kisahnya?
Tugu Juang kini telantar di tengah hiruk-pikuknya kehidupan masyarakat Bandung Selatan. Monumen ini diresmikan Gubernur Jawa Barat Aang Kunaefi dan Letnan Jenderal TNI Raden Himawan Soetanto pada 20 Mei 1975.
Bangunan yang didirikan bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional itu, dibuat untuk mengenang para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun saat ini, banyak sampah memenuhi area sekitar tugu. Ada pula coretan-coretan di dinding monumen, tingginya semak belukar yang menutupi monumen, hingga oknum-oknum yang sering menaiki area patung pejuang.
Bangunan setinggi 20 meter ini, mempunyai simbol kujang di atasnya. Menurut budaya Indonesia, kujang merupakan senjata tradisional masyarakat Jawa Barat (Sunda) yang memiliki nilai sakral serta mempunyai kekuatan magis.
Dalam hal ini, Tugu Juang Siliwangi mempunyai nilai sakral akan peristiwa sejarah saat itu. Adanya Tugu Juang Siliwangi berhubungan dengan terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api.
Menurut pengamat sejarah, Drs. Andi Suwirta, M.Hum. menuturkan bahwa pada masa revolusi, musuh Indonesia bukan hanya Belanda, tetapi tentara sekutu dari negara Inggris.
![]() |
Tentara sekutu menduduki kota-kota besar di Indonesia, salah satunya Kota Bandung. Pada masa itu, kebijakan politik pemerintah pusat mengharuskan Kota Bandung untuk melakukan diplomasi dengan sekutu, dengan membantu tugas tentara sekutu untuk mengembalikan tentara Jepang yang kalah perang ke negaranya.
"Pada saat itu, tentara sekutu mengatakan bahwa mereka mendapatkan gangguan dari laskar-laskar, dari kekuatan-kekuatan yang nampaknya ingin mengajak perang. Karena itu, Bandung harus dikosongkan dari laskar-laskar atau para pemuda ekstrimis supaya mereka mau menyingkir ke luar Kota Bandung. Supaya Bandung menjadi kota yang aman karena tentara sekutu mau memulangkan tentara Jepang," kata Andi Suwirta, Kamis (14/12) lalu.
Kondisi Terkini Tugu Juang Siliwangi
Di bawah menjulangnya Tugu Juang, terdapat lima patung tanpa identitas yang mengenakan pakaian pejuang. Kelima patung tersebut menghadap ke Jalan Dipatiukur dan di salah satu patungnya menunjuk ke arah Dayeuhkolot.
Kini kondisi kelima patung tersebut memprihatinkan, terdapat bagian-bagian patung yang hilang, seperti tangan dan kepala patung yang tidak sempurna. Cat yang sudah memudar, serta air kolam pun sudah menguning.
"Tugu ini juga tidak ada yang menjaga, sehingga orang bisa keluar masuk dengan bebas, sampai-sampai banyak dijadikan tempat yang tidak-tidak," ujar Elsa (21), warga setempat, Jumat (22/12).
Elsa (21), warga yang tinggal di sekitar Tugu Juang Siliwangi juga merasakan keprihatinan akan kondisi monumen perjuangan yang sudah tidak terawat.
"Saya tidak banyak mengetahui mengenai sejarah di balik dibangunnya Tugu Juang Siliwangi, tetapi saya melihat tugu tersebut banyak sampah, ditempati gelandangan, dan sesekali ramai di hari Minggu karena ada Pasar Minggu", tuturnya.
Hari, saksi sejarah Tugu Juang Siliwangi yang lahir dari keluarga pejuang di zaman dahulu juga menyesalkan Tugu Juang Siliwangi yang kurang terpelihara, terutama oleh masyarakat setempat.
"Apalah daya dibangunnya tugu, jika tidak dipelihara baik. Tidak sampai arti-arti perjuangan di dalamnya," tutup Hari.
------
Artikel ini telah naik di detikJabar.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak