Jakarta -
Tradisi turun temurun sebagai simbol kerukunan dan keberagaman dilakukan Umat Hindu dan Umat Islam di pulau Lombok. Mereka menyebutnya Tradisi Perang Topat.
Hujan deras yang turun pada saat upacara ini dipercaya membawa keberkahan.
|
Tradisi turun temurun sebagai simbol kerukunan dan keberagaman dilakukan Umat Hindu dan Umat Islam di pulau Lombok. Mereka menyebutnya Tradisi Perang Topat.
Umat Islam mengelilingi Kemaliq diiringi dengan tetabuhan musik tradisional Lombok, dengan membawa ketupat dan berbagai macam makanan yang biasa digunakan untuk upacara adat suku Sasak sebagai sarana untuk memohon kesuburan dan kemakmuran.
|
Tradisi turun temurun sebagai simbol kerukunan dan keberagaman dilakukan Umat Hindu dan Umat Islam di pulau Lombok. Mereka menyebutnya Tradisi Perang Topat.
Ketupat yang digunakan untuk saling lempar berukuran kecil.
|
Tradisi turun temurun sebagai simbol kerukunan dan keberagaman dilakukan Umat Hindu dan Umat Islam di pulau Lombok. Mereka menyebutnya Tradisi Perang Topat.
Warga masyarakat berebut ketupat yang akan digunakan untuk perang.
|
Tradisi turun temurun sebagai simbol kerukunan dan keberagaman dilakukan Umat Hindu dan Umat Islam di pulau Lombok. Mereka menyebutnya Tradisi Perang Topat.
Tradisi turun temurun sebagai simbol kerukunan dan keberagaman dilakukan Umat Hindu dan Umat Islam di pulau Lombok. Mereka menyebutnya Tradisi Perang Topat.Tradisi turun temurun sebagai simbol kerukunan dan keberagaman dilakukan Umat Hindu dan Umat Islam di pulau Lombok. Mereka menyebutnya Tradisi Perang Topat.Tradisi turun temurun sebagai simbol kerukunan dan keberagaman dilakukan Umat Hindu dan Umat Islam di pulau Lombok. Mereka menyebutnya Tradisi Perang Topat.Tradisi turun temurun sebagai simbol kerukunan dan keberagaman dilakukan Umat Hindu dan Umat Islam di pulau Lombok. Mereka menyebutnya Tradisi Perang Topat.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!