Pulau ini merupakan satu di antara dua pulau utama selain Pulau Adonara ( Pulau yang akan saya singgahi beberapa hari kemudian) pada kepulauan di wilayah Kabupaten Flores Timur. Tanggung jawab akan kerjaan membuat kami harus bolak-balik menyebrang ke Pulau Solor dari Kota Larantuka. Dengan ongkos naik Kapal Penyebrangan seharga 10rb perorang dan jika membawa motor akan dihitung 1 orang.
Hari itu, Rabu 9 februari 2011 saya menyebrang bersama partner kerja, Imron atau Iim yang sudah saya kenal sebelum sama-sama bekerja di bidang yang sama. Tapi disini saya tidak akan menceritakan tentang apa pekerjaan saya dan apa yang saya lakukan disana. Karena saya hanya akan mencoba mengangkat demografinya saja. (mudah-mudahan) Tak terasa sejam kami menyebrangi Selat Solor dan berlabuh di Desa Pamakayoh. Salah satu dari empat Pelabuhan singgah yang berada di Pulau Solor. Kami pun langsung menuju tempat salah satu tujuan saya, Desa Suleng Waseng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan kami pun sampai di tempat tujuan Desa Suleng Waseng. Sebuah Desa yang hanya punya dua sumber air dan belum mendapat pasokan listrik dari pemerintah ini (kecuali Suleng Waseng semua wilayah di Pulau Solor telah menikmati listrik walaupun hanya 12 jam saja), wilayah yang hanya memiliki sekitar 40-an KK ini mayoritas bekerja sebagai petani, ada juga yang bekerja sebagai nelayan dan mencoba mengadu nasib hingga jauh di sebrang pulau bahkan menjadi TKI ke malaysia.
Untuk budaya maupun ada istiadat, Desa Suleng Waseng masih memegang teguh adat istiadat yang telah diwariskan oleh para leluhur mereka. Seperti Upacara menyambut musim panen maupun musim tanam tiba. Selain sistem pemerintahan negara, di Suleng Waseng maupun Pulau Solor pada umumnya juga terdapat sistem pemerintahan berdasarkan suku. Kepala suku memegang peranan dalam hal upacara adat, menjatuhkan sanksi adat, dan hal-hal lain yang lebih bersifat spiritual. Sedangkan para pemegang kekuasaan sistem pemerintahan tetap dipegang kepala dusun, kepala desa, lurah atau camat. Di antara semuanya terjalin hubungan yang baik dan tidak saling melangkahi kewenangan masing-masing.
Sebuah wilayah yang kurang perhatian dari Pemda setempat apalagi Pemerintah Pusat ini, penduduknya selalu berharap dan berharap ada perubahan di wilayah mereka. Hidup Indonesia..!!!
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!