Ku pandang di selatan, nampak gundukan tanah raksasa memandangiku dengan congkak, seolah ia menertawakan seorang pegendara kumal dengan motor buntutnya, ku acungkan jari tengahku kepadanya, "aku pasti menaklukanmu" teriakku kepadanya. Tapi ia malah tertawa terbahak-bahak. Aku belum punya waktu saat ini, aku harus meneruskan perjalananku, tunggu aku Gunung Ungaran, tunggu waktunya tiba.
Di sepanjang perjalanan di kiri kananku dihiasi dengan hutan-hutan penduduk yang ditanami dengan pohon-pohon bangunan, sengon mahoni, jati, pohon buah-buahan durian, rambutan, mangga, pisang, salak. Kadang aku melewati pemukiman penduduk yang tentunya tak seramai Ibukota Jakarta yang tiap hari kena macet, penduduk disini rata-rata petani, penjual buah, atau buruh pabrik di daerah Kota Semarang. Walau tanah-tanah mereka luas mereka cukup bahagia apabila kebutuhan hidup kesehariannya terpenuhi. Ada pula yang beruntung bila tanah mereka di sukai oleh bos-bos dari kota, kadang untuk tower BTS telepon seluler, atau untuk perumahan, otomatis mereka kaya mendadak dan menjadi pusat perhatian di kampungnya. Selanjutnya mesin-mesin besarpun didatangkan dari kota, menggasak pohon-pohon, tumbuhan-tumbuhan, hewan-hewan, dan seluruh ekosistem yang ada di dalamnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aku berhenti sejenak, menemui seorang pedagang kaki lima, aku menanyakan tujuanku selanjutnya ke Sukorejo. "Lurus mawon mas" sahutnya dengan dialek khas Semarang-Boja, "Kulo Badhe Theng Kajen Pak", sahutku menyampaikan tujuan finalku, aku sodorkan lembaran-lembaran peta, yang aku cetak dari Google Maps, Ia geleng-geleng kepala dan terheran-heran dengan tujuanku, dan ia tidak tau apa jalan ini bisa sampai ke tujuan akhirku. Diriku lebih bingung lagi bagaimana Google yang bikinan orang luar negeri sana bisa tau jalan ini, sedangkan penduduk setempat tidak tau jalur ini.
Aku semakin yakin, ini memang benar-benar jalur-jalur tersembunyi.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!