Begini Indahnya Panorama Puncak Dunia di Nepal
Sabtu, 17 Jun 2017 14:20 WIB
Novi Kusumayanti
Jakarta - Everest di Nepal disebut sebagai puncak dunia. Traveler pun bisa melihat keindahannya dari Sarangkot yang merupakan salah satu spot terbaik di Nepal.Setelah menginap 2 malam di Kathmandu, perjalanan saya teruskan menuju Pokhara dengan menggunakan tourist bus. Untuk pembelian tiket bus ini dapat melalui agen perjalanan yang jumlahnya cukup banyak disekitar Thamel yang merupakan daerah turis ataupun di penginapan.Setelah menempuh perjalanan selama 8 jam, akhirnya bus berhenti di Pokhara bus park. Kondisi jalan di hampir seluruh Nepal tidak sebagus di Indonesia. Di beberapa tempat jalan masih tertutup tanah dan sempit. Perjalanan dari Kathmandu ke Pokhara menjadi lebih lama karena kondisi jalan yang sempit dan berkelok-kelok. Saking sempitnya, saat di tikungan tajam salah satu kendaraan besar harus mengalah dan berhenti untuk bergantian memberi jalan kepada kendaraan dari arah berlawanan.Tujuan pertama di Pokhara adalah mengunjungi World Peace Pagoda yang terletak di atas bukit Ananda. Untuk menuju World Peace Pagoda bisa dengan menyewa taxi atau menyewa perahu untuk menyeberangi danau Phewa. Kedua pilihan transportasi ini tetap harus ditambah dengan mendaki untuk sampai ke World Peace Pagoda.Sepertinya saya sudah terlalu sore saat hendak ke World Peace Pagoda. Tukang perahu yang saya sewa berucap bahwa saya harus harus cepat mendaki karena Pagoda akan tutup pada jam 18.00, dan untuk sampai ke Pagoda paling tidak harus mendaki selama 45 menit. Sedangkan waktu yang tersisa kurang dari 45 menit! Cuaca sore itu tidak cukup cerah sehingga pegunungan Himalaya tidak terlihat. Jika langit cerah, pegunungan Himalaya dapat terlihat dari danau ini.Setelah mempercepat langkah untuk mencapai Pagoda, akhirnya saya sampai hanya 5 menit sebelum Pagoda ditutup. Tidak terlalu banyak pengunjung di World Peace Pagoda. Dari tempat ini, kita dapat melihat kota Pokhara beserta dengan danau Phewa-nya.Setelah puas berkeliling Pagoda dan hari mulai gelap, saya memutuskan untuk kembali. Beruntung saya turun, terlihat beberapa turis juga dalam perjalanan menuju danau. Saya langsung bergabung dengan mereka.Setelah kembali menyeberangi danau Phewa, saya menyusuri kasawan Lakeside untuk menuju ke penginapan saya. Di sepanjang Lakeside terdapat beberapa hotel, restoran dan toko yang menjual beraneka macam souvenir. Ya, Lakeside adalah daerah turis yang selalu ramai.Saya pun memesan taxi untuk mengantar saya menuju Sarangkot besok subuh untuk melihat matahari terbit dan pegunungan Himalaya. Ada dua level ketinggian untuk melihat matahari terbit di Sarangkot, menengah dan tinggi. Tentunya harga sewa taxi pun berbeda. Saya pun memilih untuk pergi ke tempat yang tinggi. Setelah harga disepakati, saya kembali ke penginapan. Rasanya tidak sabar untuk menunggu subuh untuk segera ke Sarangkot.Jam 04.30 taxi sudah menjemput di penginapan dan sayapun berangkat. Jalan menuju Sarangkot tanah, berbatu dan dibeberapa titik berlubang. Sudah seperti mengikuti offroad. Ternyata di Sarangkot pun saya masih disiksa untuk menapaki anak tangga yang cukup banyak untuk sampai di view point Himalaya.Saat saya sampai, baru sedikit pengunjung yang datang. Semakin mendekati matahari terbit semakin banyak orang berdatangan. Tidak hanya turis yang hendak melihat keindahan Himalaya dan matahari terbit, terlihat juga beberapa orang Nepal dari suku India yang berdatangan dan berdoa saat matahati terbit.Rasanya hilang sudah semua kelelahan dan kaki pegal saat saya melihat pegunungan Himalaya dengan puncak-puncak berwarna putih tertutup salju dan matahari yang perlahan memperlihatkan semburat merahnya.Setelah puas memandang pegunungan Himalaya (dari jauh) saya turun dan kembali dengan taxi yang sama menuju penginapan. Agak siang saya kembali melanjutkan perjalanan mengunjungi International Mountain Museum. Museum ini letaknya cukup jauh dari Lakeside dan kendaraan umum pun tidak ada yang melintas persis di depannya. Perlu jalan yang lumayan jauh untuk mencapainya.Di luar museum terdapat monumen yang didedikasikan bagi para pendaki yang hilang ataupun meninggal saat mendaki pegunungan Himalaya.Di museum ini tidak saja menyajikan informasi mengenai pegunungan Himalaya namun juga informasi mengenai suku-suku yang hidup di sekitar Himalaya. Serta memajang peralatan untuk mendaki. Dan sejarah penaklukan puncak-puncak di pegunungan oleh para pendaki.Jadi Everest itu hanya salah satu puncak di pengunungan Himalaya. Himalaya mempunyai puncak-puncak yang termasuk dalam 10 puncak tertinggi di dunia, dan Everest adalah puncak yang tertinggi. Pegunungan Himalaya membentang di beberapa Negara seperti Nepal, Bhutan, India, Pakistan dan China. Di bagian museum ini, terdapat miniatur puncak Everest. Jadi kalau mau bergaya ala pendaki boleh lah berpose di tempat ini. Kejutan lain saya dapat saat keluar dari museum. Tampak di kejauhan puncak-puncak Himalaya yang berwarna putih tertutup salju.Rasanya ke manapun kaki melangkah di Pokhara, pegunungan Himalaya akan selalu terlihat. Dengan catatan cuaca cerah tidak berawan dan tidak berkabut.












































Komentar Terbanyak
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Darurat Bencana-Tanpa Izin Gubernur & Mendagri
Turis Asing di Kertajati Turun, Dedi Mulyadi: Penerbangannya Kan Nggak Ada
Temuan Kemenhut Soal Kerusakan Hutan Sumatera, Bukan Cuma Faktor Cuaca