Menyusuri Gunung Sipiso-piso yang Cantik
Minggu, 11 Mar 2018 13:40 WIB
Rudi Chandra
Jakarta - Gunung Sipiso-Piso adalah salah satu gunung yang berada di Tanah Karo, tepatnya gunung ini berada di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo dan bisa ditempuh sekitar 3 jam perjalanan dari Kota Medan dan hanya 1 jam saja dari Berastagi.Gunung yang terbentuk dari batuan lava andesite ini memiliki ketinggian sekitar 1900 mdpl. Gunung ini juga dikenal dengan nama Bukit Gundul karena pepohonan hanya tumbuh di puncaknya saja, sedangkan di badan gunung hanya dipenuhi rerumputan hijau.Sebelumnya saya sudah pernah mendaki gunung ini. Namun sayangnya dalam percobaan pertama tersebut, turun kabut yang menghalangi pemandangan dari puncak gunung sehingga saya tidka bisa menikmati keindahannya. Oleh karena itu, saya pun berencana untuk kembali mendaki Gunung Sipiso-Piso ini. Apalagi saya juga mendapat informasi bahwa foto Danau Toba yang ada di uang Rp. 1000 emisi tahun 1992 diambil dari salah satu sudut gunung ini.Setelah perencanaan yang matang, saya dan teman-teman pun memulai pendakian ke puncak Gunung Sipiso-Piso pada sore hari. Agar kami bisa mendirikan tenda di puncaknya tepat sebelum gelap. Asyiknya, Gunung Sipiso-Piso ini sangat mudah untuk didaki dan sudah tersedia pula jalur trekking yang telah diaspal, meski aspalnya sudah lumayan rusak. Sehingga kita bisa mendaki menuju puncak gunung tanpa takut tersesat.Akhirnya setelah 2 jam pendakian saya berhasil tiba di puncak gunung ini. Dan begitu tiba di puncaknya, kami disambut dengan pemandangan dari matahari yang mulai tenggelam. Cahaya matahari yang berwarna jingga tersebut terlihat indah saat mulai menghilang dalam lautan awan dan Pegunungan Bukit Barisan di ufuk barat. Sayangnya saya tidak bisa berlama-lama menikmati sunset tersebut, karena harus bergegas mendirikan tenda sebelum hari semakin gelap.Setelah melewati malam yang dingin di puncak gunung ini. Akhirnya pagi yang ditunggu-tunggu tiba juga. Di saat pagi inilah momen yang selalu ditunggu-tunggu para pendaki, yaitu momen sunrise alias matahari terbit. Meskipun sunrise sendiri hanyalah bonus, bukan esensi utama dari sebuah pendakian.Beruntungnya pagi itu cuaca cukup cerah di ufuk timur sehingga kami berhasil mendapatkan momen sunrise yang sempurna. Sunrise tersebut pun terlihat sangat indah karena saat itu langit yang tadinya gelap, secara perlahan berubah menjadi terang dengan bias cahaya kemerahaan di ufuk timur. Tidak lama kemudian sang raja siang itu pun menampakkan dirinya dan cahayanya pun menyinari segenap permukaan bumi.Cahaya matahari pagi itu juga menyinari permukaan Danau Toba yang ada tepat di bawah gunung ini. Cahayanya yang kuning keemasan terlihat membias di atas permukaan Danau Toba yang luas. Di sekeliling danau juga terlihat perbukitan hijau yang mengelilingi Danau Toba. Cahaya kuning keemasan dari matahari, air danau yang kebiruan dan perbukitan hijau tersebut menghasilkan satu gradasi warna yang indah sekali.Satu lagi pemandangan yang mempesona dari atas puncak gunung ini adalah terlihatnya lekuk-lekuk Pulau Sumatera yang bersentuhan langsung dengan Danau Toba. Lekuk-lekuk tersebut persis sama dengan yang ada di gambar uang Rp. 1000 emisi 1992 tersebut. Sungguh indah sekali.Setelah puas menikmati pagi dari atas puncak gunung ini, kami pun mulai beres-beres dan segera turun untuk kembali ke rumah. Namun dalam hati saya masih meniatkan diri untuk kembali lagi ke sini suatu hari nanti.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025