Surga Kecil Raja Ampat yang Penuh Petualangan
Kamis, 12 Apr 2018 11:43 WIB

Oktavia Sari Wijayanti
Jakarta - Raja Ampat memang jadi destinasi unggulan Indonesia. Selain alam yang terlalu bagus, traveler yang ke sini akan diajak untuk bertualang.#TiketKemanapun membawa saya dan Andromeda Naholo untuk mengeksplore surga di timur Indonesia tersebut bersama detikTravel dan Tiket.com. Akhirnya mimpi saya menjadi nyata, melihat keindahan Raja Ampat dengan mata kepala sendiri. Perjalanan udara, laut, sampai darat yang kami tempuh hampir selama 8 jam ini seperti pemanasan untuk petualangan mengeksplore Raja Ampat yang sesungguhnya.Speed boat menjadi transportasi utama untuk mengeksplore Raja Ampat. Dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan, kami sudah sampai di beberapa spot snorkeling yang tidak diragukan lagi keindahannya yaitu Mioskon dan Firwen Wall. Setelah memakai masker, snorkel, dan fin kami langsung menceburkan diri ke laut dan berenang di bawah teriknya matahari. Mioskon menawarkan spor snorkeling di tengah laut, sedangkan Firwen Wall menawarkan spot snorkeling di sisi tebing karang yang keduanya pun memiliki pemandangan bawah laut yang sangat indah.Perjalanan berikutnya, kami memilih untuk duduk di atas speed boat. Dari kejauhan sudah terlihat pantai dengan gradasi warna biru, tosca, dan bening, pantai ini bernama Firwen. Kami turun dari kapal dengan berlari, tujuannya ke arah ayunan yang tergantung di bawah pohon besar yang sangat rindang. Selain ayunan, disana juga ada seutas tali yang dipakai tour guide kami untuk atraksi berayun dari atas pohon seperti tarzan. Pisang goreng dengan sambal pun menemani kami beristirahat sejenak disana.Selanjutnya, Pasir Timbul di tengah laut dan keramahan warga desa Yenbuba menutup perjalanan kami di hari itu. Di Yenbuba, tour guide kami menghibur dengan MOP Papua sampai kami tertawa terbahak-bahak. MOP Papua adalah semacam bercandaan atau lawakan yang dilontarkan oleh orang Papua dan dengan bahasa daerah disana dengan tujuan membuat orang tertawa atau menghibur.Destinasi di hari berikutnya adalah Wayag. Semua orang pasti tahu Wayag, icon Raja Ampat yang pamornya sampai ke Mancanegara. Ternyata dibalik keindahan foto-foto yang bertebaran di dunia maya, perjuangan untuk sampai puncaknya sangat tidak mudah. Perjalanan ditempuh lebih dari 3 jam dari Waisai, dan berlabuh di tepi tebing karang yang ternyata adalah trek untuk naik ke puncak Wayag. Pijakan kami adalah karang yang cukup tajam, dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. Lebih mirip climbing disini, meskipun sempat beberapa kali melewati jalan landai dengan pijakan tanah. Untuk naik kesana, usahakan memakai sendal gunung atau sepatu yang tidak licin. Kurang lebih sekitar 40 menit, akhirnya lelah kami dibayar lunas dengan pemandangan yang luar biasa di Puncak Wayag. Semua sisi Wayag menakjubkan dengan panorama laut dan tebing-tebing karang. Harus sangat berhati-hati disana, karena tempatnya tidak terlalu luas dan langsung jurang.Selain Wayag, Raja Ampat juga memiliki tempat dengan view serupa tapi tak sama yaitu Piaynemo dan Telaga Bintang. Piaynemo menyuguhkan pemandangan yang satu tipe dengan Wayag, tetapi perjalanan untuk menuju puncaknya sangat berbanding terbalik. Untuk mencapai puncak Piaynemo, kita tinggal melewati jalan dan anak tangga yang sudah dibuat dari kayu. Yang membuat saya berdecak kagum, pohon-pohon yang menghalangi jalan tidak ditebang tetapi dibuatkan lubang khusus untuk mereka tetap hidup. Sebuah potret yang mencerminkan bagaimana mereka sangat menghargai alam. Sedangkan Telaga Bintang memiliki trek yang hampir sama dengan Wayag, tetapi jarang tempuhnya hanya 1/3 Wayag. Ternyata nama Telaga Bintang dibuat karena dari puncaknya kita bisa melihat laut yang dibatasi oleh beberapa tebing karang membentuk sebuah bintang. Cantik!Keekstriman di Raja Ampat belum habis. Setelah menginjakan kaki di Puncak Wayag, kami langsung menuju ke sebuah pulau yang juga menjadi Pos Keamanan di Wayag untuk berenang bersama hiu. Kami memberi makan hiu sambil berenang dengan menggunakan masker dan snorkel, hiu-hiu itu pun berada sangat dekat dengan kami. Menurut tour guide kami, hiu-hiu itu masih bayi tetapi ukurannya sudah cukup besar. Meskipun jinak, kami tetap harus berhati-hati ketika memberi makan dan untuk wanita yang sedang menstruasi tidak boleh berenang disana.Pulang dari sana, ombak dilautan sempat tidak bersahabat. Gelombangnya cukup tinggi dan perjalanannya pun masih jauh. Kami pikir itu salah satu pengalaman yang menarik, berpetualang di lautan. Untungnya kami berhasil bekerja sama melalui situasi itu dan kami menghadapinya dengan tenang.Ternyata destinasi liburan ini tak hanya menyuguhkan keindahan alam, tapi juga menyuguhkan banyak pelajaran hidup. Tentang kejujuran, totalitas, saling menghargai, dan bagaimana menyelaraskan diri dengan alam. Raja Ampat merupakan contoh nyata sinergi yang kuat antara masyarakat, pelaku pariwisata, dan tempat wisata. Tidak ada sampah berserakan disana, tidak ada berita kejahatan selama saya disana.Dari pengalaman saya selama 3 hari mengeksplore Raja Ampat, saya sadar bahwa wisata kelas dunia ini merupakan surga bagi penggila petualangan. Setiap kegiatan disana membutuhkan keberanian dan effort yang lebih, semua keindahannya harus dicapai dengan usaha keras. Duduk di atap speed boat, berenang di bawah terik matahari, kulit yang terbakar, meniti karang untuk sampai ke puncak Wayag, ombak besar, berenang bersama hiu, berjam-jam dalam kapal, adalah hal-hal yang pasti akan digilai oleh para petualang. Bukankah begitu?Β
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!