Pemandangan Cantik & Lambang Misterius di Benteng Portugis Ternate
Senin, 14 Mei 2018 11:50 WIB

Edelweiss Blogger

Jakarta - Liburan ke Ternate, ada sebuah benteng miliki Portugis yang sayang untuk dilewatkan. Bernama Fort Hollandia, benteng ini memiliki sebuah lambang misterius.Benteng Tolukko memiliki sebutan lain yaitu Fort Hollandia atau Fort Saint Lucas. Benteng ini dibangun oleh Fransisco Serao (Portugis) pada tahun 1540 Masehi. kemudian di renovasi oleh Gubernur VOC yaitu Pieter Both tahun 1610 Masehi. Kemudian di pugar oleh P Van Der Crab tahun 1864. Letak Benteng Tolukko mengikuti kontur bukit batuan beku. latar belakang Benteng Tolukko menghadap ke arah Pulau Halmahera, Tidore dan Maitara. Letak benteng di atas bukit untuk memudahkan mengawasi kegiatan sultan ternate dan lalu lintas perdagangan Ternate.Keunikan benteng tolukko adalah terdiri dari 2 bastion di depan dan 1 di belakang. bentuk bastion bulat tidak seperti benteng kolonial lain yang bentuknya mata panah. pada dinding sebelah kiri setelah pintu masuk terdapat lambang yang hingga kini belum diketahui maknanya. Bagi wisatawan yang membaca papan petunjuk di depan gerbang benteng, akan mengetahui letak simbol misteri tersebut. seperti benteng-benteng lainnya di Ternate, Benteng Tolukko tidak memiliki penjaga yang bisa menceritakan sedikit kisah sejarah benteng tolukko. Jadi, hanya mengandalkan papan petunjuk yang berisi tulisan sejarah singkat benteng tersebut. untuk menemukan papan petunjuk, wisatawan harus memperhatikan dinding bastion sebelah kiri.Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Ternate, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati keindahan Benteng Tolukko. Dari kedaton Kesultanan Ternate hanya memerlukan waktu kurang dari 10 menit dengan naik angkot menuju benteng tolukko. Begitu memasuki area benteng tolukko, pengunjung diminta retribusi Rp.5.000 per orang.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan