Cantik Versi Suku Karen, Berleher Panjang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cantik Versi Suku Karen, Berleher Panjang

Novi Kusumayanti - detikTravel
Jumat, 09 Nov 2018 14:40 WIB
loading...
Novi Kusumayanti
Bersama pengrajin syal dari suku Karen dan hasil karyanya
Pintu masuk desa wisata Union Hill Tribe di Chiang Rai
Syal buatan suku Karen dan Tolak Angin
Anak kecil suku Karen dengan kalung dari kuningan
Cantik Versi Suku Karen, Berleher Panjang
Cantik Versi Suku Karen, Berleher Panjang
Cantik Versi Suku Karen, Berleher Panjang
Cantik Versi Suku Karen, Berleher Panjang
Jakarta - Jika wanita cantik karena make up, tidak dengan Suku Karen di Thailand. Mereka menggenakan kalung kuningan untuk membuat leher menjadi panjang.Mengunjungi desa wisata di Perkampungan Union Hill Tribe seakan melihat lebih dekat suku-suku yang tinggal di Thailand. Di perkampungan ini bermukim 5 suku yang asalnya hidup di pegungan di Thailand yaitu Akha (berpakaian dengan warna dasar hitam dengan hiasan warna warni dipadu dengan penutup kepala dihiasi manik-manik bagi wanita), Kayor, Lahu, Lu Mien-Yao dan Karen (dengan leher panjang berkalung lempengan yang terbuat dari kuningan bagi wanita).Tidak ada transportasi umum untuk menuju tempat ini dan seperti masyarakat lokal di Chiang Rai tidak semuanya mengetahui desa wisata ini. Terbukti saat saya menyewa mobil untuk diantar ke perkampungan tersebut sempat nyasar cukup jauh. Lokasi perkampungan ini cukup asri diantara pepohonan rindang. Saat saya berkunjung belum banyak wisatawan yang datang.Perkampungan ini bukanlah tempat asli ke 5 suku ini bermukim. Pun desa wisata ini tidak terletak di pegunungan. Dari sisi budaya dan kebiasaan, mereka telah beradaptasi. Mata pencaharian mereka di perkampungan ini adalah dg berjualan cenderamata hasil kerajinan tangan dan bertanam buah nanas. Kelima suku ini tidak membaur menjadi satu melainkan masing-masing suku hidup berkelompok dan terpisah dari suku lainnya. Di pemukiman masing-masing suku terlihat beberapa kios menjajakan aneka suvenir.Menurut pendapat saya, jika ingin berfoto dengan warga dari suku-suku ini atau memoto barang-barang dagangan mereka sebaiknya membeli barang dagangan mereka. Sekedar membantu perekonomian warga di desa wisata tersebut. Lagu pula barang-barang yang jual terlihat unik dan berguna. Seperti tas, baju, syal atau barang-batang unik lainnya untuk penghias rumah.Bagi saya yang sangat menarik adalah saat berkunjung ke pemukiman suku Karen. Para wanita Suku Karen berleher panjang karena mereka memakai kalung dari kuningan yang jumlahnya selalu ditambah seiring dengan semakin memanjangnya leher mereka. Pemakaian kalung ini sudah dilakukan saat mereka masih kecil. Di salah satu kios suvenir saya membeli beberapa syal hasil kerajinan tangan suku Karen. Di beberapa kios terlihat ada perempuan suku Karen memintal benang untik dijadikan syal.Di akhir perjalanan berkeliling ke desa wisata Union Hill Tribe hujan turun cukup deras. Beruntung saya sudah sampai kembali di gerbang utama sehingga dapat berteduh menunggu hujan reda. Lagipula jika hukan turun sedikit sulit bagi sayabuntik berkeliling karena jalan yang dilalui masih berupa tanah berwarna cokelat yang licin jika terkena air hujan.Cuaca yang awalnya panas terik saat memulai perjalanan diakhiri dengan hujan yang deras. Jika tidak waspada akan kondisi kesehatan, cuaca yang cepat berubah dapat mengakibatkan masuk angin. Untuk mengatasi masuk angin, saya selalu mengkonsumsi Tolak Angin. Panas ataupun hujan saya dapat melanjutkan perjalanan ditemani Tolak Angin.
Hide Ads