Mengunjungi Kota Seribu Lampion, Warisan Dunia
Jumat, 30 Nov 2018 11:10 WIB

Calven
Jakarta - Kota Hoi An adalah sebuah kota kecil yang berjarak sekitar 45 menit dari Kota Da Nang, Vietnam. Kita bisa ke sana menggunakan taksi online seharga 300.000 VND.Begitu kita memasuki kota Hoi An, suasana kota tua sangat terasa. Dimana bangunan rumah warga lokal dicat dengan warna kuning dan di setiap teras rumah selalu digantung lentera. Tidak heran kalau kota Hoi An dijuluki sebagai Kota Seribu Lentera.Waktu yang pas untuk mengeksplor seluruh sisi Kota Hoi An adalah pada pagi atau sore hari dengan berkeliling menggunakan sepeda. Kebetulan kami mengunjungi Hoi An pada bulan Juni, bulan di mana puncak kemarau sedang berlangsung. Udara pada saat itu cenderung panas dan kering, hampir tidak ada udara segar yang dapat kami rasakan. Karena cuaca yang sangat panas kami memilih untuk bersantai di hotel siang harinya dan baru keluar hotel menjelang sore. Setiap hotel menyediakan sepeda secara gratis, jadi kita bisa mengelilingi Hoi An dengan gowes, pastinya memberikan kesan yang tidak pernah kalian lupakan.Menjelang sore, kota Hoi An yang biasa saja berubah menjadi kota yang penuh cahaya. Lentera-lentera pun menyala dan menghiasi setiap sudut kota. Para turis dari berbagai daerah di sekitar Hoi An pun membanjiri area Ancient Town, kebanyakan dari mereka merupakan turis asing yang memakai travel agent dan datang menggunakan bus pariwisata.Selama kunjungan kami di Hoi An, kami melihat banyak turis yang memakai baju tradisional Vietnam. Baju tradisional tersebut dapat kita jahit langsung di Kota Da Nang ataupun di kota Hoi An. Tentunya kami juga tidak mau ketinggalan untuk membuat baju tradisional mereka. Kami menjahit baju tradisional di Han Market, Da Nang. Penjual membuka harga sebesar 500.000 VND dengan 1 setelan lengkap berupa dress dan celana. Tawar menawar pun terjadi dan akhirnya kami deal diharga 350.000 VND.Untuk spot foto, area kanal sungai dan Japanese Bridge merupakan spot yang paling banyak dipadati pengunjung. Oh ya, kita harus membayar tiket masuk sebesar 120.000 VND untuk turis internasional dan 80.000 VND untuk turis lokal agar dapat menikmati 5 dari 21 tourist spots yang bisa dikunjungi. Dengan membayar berarti kita sudah turut berkontribusi terhadap pemeliharaan Kota Hoi An.Malam semakin larut, para penjual lentera kertas dari muda sampai tua pun memadati kanal sungai dan menawarkan lentera kertas untuk dilepas di kanal sungai. Dengan bahasa Inggris yang terbatas mereka berusaha menjual lentera kertas ke para turis. Biasanya para turis akan menaiki perahu kayu yang didayung oleh warga lokal sambil melepaskan lentera jertas di atas kanal sungai.Jika kalian berjalan melewati jembatan di atas Thu Bon River kalian akan menjumpai Night Market yang buka setiap hari mulai jam enam sore sampai tengah malam. Night Market disini cukup lengkap mulai dari jajanan khas Vietnam hingga pernak-pernik lucu. Tentunya skill tawar menawar kalian harus cukup tinggi jika memang berniat untuk membeli. Biasanya harga yang ditawarkan bisa mencapai 75% dari harga sebenarnya.Oleh karena Ancient Town merupakan spot umum yang dikunjungi wisatawan pada malam hari, kami memutuskan untuk mengelilingi night market terlebih dahulu sambil mencari resto yang pas untuk dinner. Setelah berkeliling, pilihan pun jatuh pada chicken rice yang katanya sangat terkenal. Jangan bayangkan chicken rice Hoi An sama seperti chicken rice di Indonesia ya. Di Hoi An, chicken rice nya hanya berupa nasi dan paha ayam yang sangat gede. Satu porsi chicken rice bisa untuk makan berdua. Lumayan donk untuk menghemat budget.Nah, selesai dinner waktunya hunting foto. Kami pun berjalan-jalan disekitar kanal sungai sambil mencari perahu kayu yang bisa disewa. Di sini kalian tidak perlu bersusah payah mencari perahu karena kalian bakal dijejali banyak sekali pendayung perahu yang menawarkan perahu mereka. Awalnya kami ditawari perahu kayu oleh seorang wanita dengan harga 150.000 VND untuk berkeliling selama 20 menit dan ditawar hingga seharga 100.000 VND. 1 VND saat kami pergi sama dengan Rp 0,7. Berarti kami sudah menghemat Rp 35.000. Dengan harga itu, kita akan diberi 2 buah lentera kertas.Keesokannya, kami memanfaatkan fasilitas hotel yaitu bersepeda. Pagi hari adalah waktu yang pas untuk berkeliling Hoi An dengan sepeda. Kota masih sangat sepi dan matahari belum begitu terik. Cukup menghabiskan waktu sekitar 1 jam untuk berkeliling sambil mencari coffee shop lokal dan menikmati Vietnam-drip coffee. Menurut kami pagi hari lebih pas untuk melihat keindahan Kota Hoi An secara keseluruhan. Mengapa? Karena pagi hari semua toko-toko masih tutup dan cenderung masih sepi sehingga kota ini terlihat sangat tenang dan santai.Β Tak lengkap rasanya jika kita mengunjungi suatu tempat tanpa menikmati makanan khas mereka. Banh Mi Madam Khan atau biasa disebut The Banh Mi Queen layak untuk dicoba. Banh Mi adalah semacam sandwich yang diisi dengan berbagai macam topping. Roti yang crunchy dengan topping daging, serutan pepaya, selada dan saus yang spesial pastinya membuat kalian tidak cukup hanya mencicipi 1 potong saja.Selama 2 hari di sana kami menghabiskan 5 buah Banh Mi dari Madam Khan. Kalian juga wajib mencicipi Cao Lau yang hanya terdapat di Kota Hoi An. Hampir di setiap jalan kecil di kota Hoi An menjual Cao Lau.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!