Kutinggalkan Hati untuk Nepal yang Memesona

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kutinggalkan Hati untuk Nepal yang Memesona

Almira Santoso - detikTravel
Jumat, 30 Nov 2018 11:50 WIB
loading...
Almira Santoso
Menunggang gajah untuk melihat badak di alamnya
Swoyambhunath Stupa
Pemandangan alam yang luar biasa indah
Paragliding dari Sarangkot menuju Pokhara
Dal Bhat Power
Kutinggalkan Hati untuk Nepal yang Memesona
Kutinggalkan Hati untuk Nepal yang Memesona
Kutinggalkan Hati untuk Nepal yang Memesona
Kutinggalkan Hati untuk Nepal yang Memesona
Kutinggalkan Hati untuk Nepal yang Memesona
Jakarta - Nepal nggak melulu tentang hiking. Pemandangan gunung es di Nepal sudah tidak diragukan lagi kemegahan dan keindahannya. Banyak jalur trekking yang bisa kamu pilih jika ingin menikmati kemegahannya, sebut saja Australian Camp, Poonhill, Annapurna Base Camp, Everest dan lain-lain.Banyak yang bilang kalau naik gunung itu salah satu cara mendekatkan diri dengan Tuhan, tapi menurut saya masih ada berbagai cara untuk mengagumi ciptaannya. Karena hiking dan trekking tidak diperuntukkan untuk semua orang, ada beberapa alasan kenapa orang nggak bisa melakukan hiking dan trekking sebut saja rasa takut akan ketinggian, fisik yang tidak kuat, atau bahkan alasan mistis sekalipun sering kita dengar, kalau di gunung banyak setannya.Menyadari tipe-tipe traveler yang berbeda-beda, melalui kesempatan kali ini saya ingin mencoba mengupas keindahan Nepal yang lain, yang nggak melulu tentang gunung. Nepal punya sungai, hutan dan keramahtamahan penduduk itu sendiri menjadi daya jualnya.Mendarat di Tribhuvan International Airport, Kathmandu, kami sudah disambut dengan keramahtamahan warga Nepal. Tidak sedikit yang menyapa Namaste (untuk yang sering yoga,kata ini tidak asing tentunya. Bagi yang belum tahu, Namaste ini tradisi yang dilakukan saat bertemu satu sama lain, dan menjadi salam perpisahan ketika pergi. Bisa juga diartikan sebagai salam sejahtera). Kalian akan merasakan bahwa kalian diterima di negara yang indah ini.Keramahtamahan penduduk Nepal memang sulit ditandingi. Tanpa membuang waktu kami melakukan City Tour. Hindu menjadi salah satu agama terbesar di Nepal. Jadi tidak heran banyak kuil-kuil Hindu megah di sini.Tanpa basa basi setelah check in di hotel kami mencari restoran terdekat untuk mencicipi makanan lokal. Dal bhat adalah salah satu makanan khas Nepal. Bayar cukup sekali lalu Anda akan mendapatkan free refill untuk nasi dan sayurannya, di semua restoran di manapun di Nepal. Karena murah dan porsi yang banyak, penduduk Nepal membuat guyonan Dal Bhat power 24 hours.Sesuai janji saya untuk mengulas Nepal dari sisi yang lain, mari kita mulai. Dengan naik transportasi bus umum, kami berangkat dari Kathmandu menuju Chitwan. Konon kabarnya keindahan hutan di Chitwan luar biasa, karena binatang-binatangnya seperti gajah, badak, buaya, rusa, dan harimau masih hidup bebas di alamnya.Sebelum sampai di Chitwan, kami singgah di Trishuli River Rafting. Ya Rafting, bermodalkan pengalaman rafting di Sukabumi, Bali, dan Medan kami rasa cukup untuk menjajal olah raga pemacu adrenalin ini di negara orang. Setelah selesai, jujur saya agak kecewa. Arus sungainya tidak sederas gambaran saya. Biaya rafting disini USD 50 sekitar Rp 700.000 sudah termasuk guide dan makan siang. Cukup memendam kekecewaannya, yang indah-indah masih menanti.Sesampainya di Chitwan, kami langsung disambut hangat pihak hotel. Lalu dijelaskan program apa saja yang mereka punya untuk 3 hari ke depan. Kami memutuskan untuk berada di wilayah ini sekitar 4 hari 3 malam. Agar tidak terlalu terburu-buru dan bisa menikmati kegiatannya. Setelah check in, sore kami bersiap untuk keliling kampung sekitar.Dalam program ini kami dijelaskan tentang populasi penduduk sekitar, rumah adat penduduk dan populasi satwa yang berada di Chitwan. Waktu berlalu begitu saja, tidak terasa sudah malam. Selain makan malam khas Nepal, kami juga disuguhi pertunjukkan tarian adat dan lagu adat Nepal. Ada satu lagu yang menarik perhatian saya selama pertujukan, Resham Firiri. Easy listening dan alunan nadanya tidak asing ditelinga saya. Lagunya mirip lagu Abang Gorengan yang dipopulerkan oleh Nunung CS.Morning call jam 5 pagi. Perasaan malas dan rasa capai sisa perjalanan bus yang tidak sebentar kemarin masih menghantui. Dibutuhkan waktu 7 jam untuk perjalanan memakai bus dari Kathmandu ke Chitwan. Langsung saja saya ambil Tolak Angin, untuk mencegah masuk angin. Hanya Tolak Angin yang berkhasiat mengobati masuk angin. Dari dulu Tolak Angin merupakan salah satu andalan saya selama travelling. Saya tidak takut masuk angin walau kurang tidur.Hari ini kami diajak menyusuri sungai yang kanan kirinya buaya.Ya tentu saja saya takut bukan kepalang. Kami hanya mengendarai kano bermuatkan 4 orang. Bisa dibayangkan jika kano tersebut terbalik, tentunya kami akan menjadi santapan lezat buaya-buaya di sana. Buang jauh-jauh pikiran negatif tersebut, coba saya mencoba menikmati keindahan dan pemandangan sunrise di sekitar sungai.Sesampainya kami di tujuan, kami segera memasuki hutan. Jangan coba-coba masuk hutan tanpa pemandu local setempat, karena kami dijelaskan bisa saja tiba-tiba bertemu harimau, beruang dan satwa berbahaya lainnya di sini. Sebelum masuk hutan hari ini kami diberitahu oleh guide kami, bahwa kami harus memakai pakaian yang sekiranya tidak mencolok, sangat disarankan berwarna hijau. Karena dengan begitu akan sedikit aman, kita akan tersamar dengan pohon-pohon, jadi binatang sekitar tidak melihat kita sebagai ancaman.Setelah lama berjalan dan mencari, akhirnya kami melihat badak liar di alam bebasnya. Nggak kebayang perasaan saya waktu itu. Biasanya hanya melihat satwa ini di kebun binatang, kali ini saya berkesempatan melihatnya di alam bebas. Kebesaran Tuhan memang luar biasa. Untungnya selama perjalanan, kami hanya mendengar auman harimau tidak sampai bertemu langsung. Itu saja sudah membuat saya ketakutan setengah mati.Naik Gajah. Akhirnya saat yang saya tunggu-tunggu tiba. Naik gajah sambil menyusuri hutan adalah pengalaman yang tidak akan saya lupakan seumur hidup. Dengan naik gajah, kita bisa melihat lebih dekat satwa badak. Karena badak hanya melihat gajah yang mendekat bukan manusia yang menungganginya, jadi dia pun akan lebih tenang dan tidak berusaha menyerang kita. Manusia dianggap sebagai ancaman. Maklum Badak sangat diburu, karena culanya yang konon katanya bisa mengobati berbagai penyakit termasuk AIDS. Stop memburu Badak karena itu tidak benar. Tidak ada riset yang bisa membuktikan cula badak bisa menyembuhkan AIDS.Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju Pokhara. Jika cuaca cerah anda sudah bisa melihat deretan gunung es yang mempesona. Nah jika ingin melakukan aktivitas hiking starting poinnya dari kota ini, kecuali jika ingin mendaki Everest, Anda harus terbang ke Lukla dan memulai pendakian dari sana. Di Pokhara Anda bisa menikmati keindahan Danau Phewa dengan naik perahu.Jika Anda membutuhkan sedikit tambahan adrenalin bisa mencoba aktivitas Paragliding. Anda akan melihat danau dan Kota Pokhara dari ketinggian. Pertama kali, luar biasa rasanya. Apalagi jika sudah mao sampai ke daerah pendaratan, dekat atap-atap rumah orang, mereka yang melihat tidak segan untuk mengatakan Namaste. Selain itu di Pokhara, Anda juga bisa mencoba Zip Flyer. The Most extreme Zip Flyer ada di sini.I left my heart in Nepal
Hide Ads