Desa Kete Kesu, Keajaiban dari Tana Toraja
Senin, 04 Feb 2019 10:29 WIB

Saepulloh
Jakarta - Bagi sebagian traveler, Tana Toraja adalah destinasi impian. Desa Adat Kete Kesu pun jadi bagian tak terpisahkan dari ajaibnya Tana Toraja.Setiap orang pasti punya destinasi impiannya, baik itu destinasi dalam negeri maupun destinasi luar negeri. Seperti saya yang mempunyai mimpi bisa menginjakan kaki di Tana Toraja dan bisa mengunjungi Desa Wisata Kete Kesu.Entah mengapa Tana Toraja memiliki daya tarik yang sangat luar biasa bagi saya. Ditambah sejauh ini perjalan saya hanya masih sekitaran Pulau Jawa. Dan ini pun pengalaman pertama saya menaiki burung besi.Pengalaman pertama? Yap jadi saya pun harus cari tau bagaimana cara beli tiketnya, cek harga tiket yang cocok dengan kantong, dan tentunya cara naik pesawat.Perjalanan saya ini sendirian dan baru akan bertemu teman di Toraja. Jadi agak gereget. Mulailah dengan mencari tiket pesawat Jakarta-Makassar yang sesuai dengan isi kantong. Sempet bingung sih, tapi saya inget ada tiket.com teman setianya para traveler.Ternyata selain mendapatkan potongan harga, saya pun akan mendapatkan poin atau yang biasa disebut TIX Poin yang langsung di dapatkan setiap melakukan transaksi menggunakan tiket.com dan poin tersebut dapat digunakan untuk discount di mercant, dapat ditukarkan dengan barang-barang pilihan kita, atau juga kalian bisa gunakan untuk potongan harga langsung di tiket.com. Untung banget nggak tuh? Karena cuma di tiket.com #semuaadatiketnya.Setelah kurang lebih 2 jam melayang-layang bersama burung besi, mendaratlah saya di Bandara Internasional Sultan Hassanudin Makassar. Yap, kita harus ke Makassar dulu baru bisa ke Toraja. Karena sampai hari ini belum ada penerbangan Jakarta-Toraja. Sesampainnya di Makassar dan masih siang, saya menyempatkan untuk isi perut dengan makanan khasnya yaitu Coto Makassar.Perjalanan Makassar-Toraja itu membutuhkan waktu 8-9 jam menggunakan bus. Sebenernya menurut info ada penerbangan lokal Makassar-Toraja, tapi penerbanganya jarang sekali. Jadi saya memilih jalur darat menggunakan bus. 8-9 jam jarak tempuh Makassar-Toraja sama seperti jarak Jakarta-Yogyakarta menggunakan Kereta Api Ekonomi.Karena jarak tempuh yang jauh jadi saya memilih bus malam biar bisa tidur di bus dan sampai di Toraja itu pagi dan lanjut traveling. Oh iya buat kalian yang sering mabuk disarankan membawa obat-obatan yah. Selain karena jauh dan angin malam, jalurnya pun turun naik bukit. Jadi yang belum terbiasa mungkin akan mabuk perjalanan.Tepat pukul 07.00 WITA sampailah di Perwakilan Bus Rantepao. Nah, Rantepao merupakan nama sebuah kecamatan di Kabupaten Toraja Utara dan merupakan salah satu basis pariwisata di Tana Toraja. Tanpa basa basi saya di jemput teman saya yang asli orang Toraja dan diajaknya sarapan terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan.Guys, karena sebagian besar penduduk Toraja itu beragama Kristiani jadi jangan aneh ya kalau kita banyak menemukan rumah makan dengan menu olahan daging Babi. Tapi tenang banyak juga kok yang halal dan biasanya ada tulisanya di depan kiosnya.Setelah sarapan dan bersih-bersih diajaklah saya mengunjungi tempat yang sangat saya impikan. Sebelumnya saya hanya bisa melihat tempat ini dari gambar-gambar di internet dan media-media yang meliput keelokan tempat yang pernah meraih predikat 'Kampung Adat Terpopuler' pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017. Ada yang tau nama tempat ini? Yap Desa Adat Kete Kesu.Desa Adat Kete Kesu ini berada di Kampung Bonoran, Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Kurang lebih 5 km dari pusat kota Rantepao menggunakan jalur darat. Untuk sampai disini kalian bisa menggunakan transportasi umum seperti angkutan umum (angkot), ada juga bemo dan ojek. Atau kalian mau sewa mobil atau motor pun tersedia disini.Masih seperti mimpi ketika saya dapat menginjakan kaki di Desa Adat Kete Kesu. Memandangi setiap sudut bangunan yang diyakini sebagai salah satu tempat yang menjadi saksi cikal bakal sejarah keberadaan masyarakat di Tana Toraja. Terpesona dengan indahnya arsitektur Tongkonan dan menikmati keramahan warga sekitar.Tongkonan merupakan rumah adat masyarakat Toraja yang berbetuk panggung dan memiliki ciri khas atap melengkung menyerupai perahu. Di desa adat yang sudah di akui dunia melalui UNESCO sebagai Cagar Budaya Warisan Dunia ini terdapat 6 Tongkonan dan 12 lumbung padi yang usianya sudah ratusan tahunSelain itu, di sini kita bisa melihat Makam Goa dan Makam Tebing yang usianya pun sudah ratusan tahun. Dan menurut informasi, pemakanan tertua di dunia pun berada di Desa Wisata Kete Kesu ini.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!