Merasakan Kemerdekaan Hadir di Lembah Baliem

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Merasakan Kemerdekaan Hadir di Lembah Baliem

Mohamad Arief Rizky - detikTravel
Minggu, 21 Apr 2019 14:09 WIB
loading...
Mohamad Arief Rizky
Salah satu peserta perang-perangan sudah siap memasuki lapangan utama.
Para peserta saling acung dan lempar tombak selama aksi perang-perangan.
Lempar lembing oleh pemuda setempat. Turis juga boleh menjajal permainan ini.
Salah satu turis dari Amerika saat jadi peserta lomba memanah.
Pojok kerajinan dan souvenir khas Papua.
Merasakan Kemerdekaan Hadir di Lembah Baliem
Merasakan Kemerdekaan Hadir di Lembah Baliem
Merasakan Kemerdekaan Hadir di Lembah Baliem
Merasakan Kemerdekaan Hadir di Lembah Baliem
Merasakan Kemerdekaan Hadir di Lembah Baliem
Jakarta - Lembah Baliem di Papua jadi salah satu destinasi eksotis yang lokasinya cukup terpencil. Meski terpencil, kemerdekaan Indonesia tetap hadir di Baliem.Sementara teman dan keluarga asyik mengikuti aneka lomba 17-an di lingkungan rumah, saya malah sibuk berjibaku dengan ribuan turis untuk mengambil foto terbaik di Lembah Baliem.Terpisah 2.000 km lebih dari keriuhan panjat pinang, balap karung juga tarik tambang, di sini saya terkagum-kagum menyaksikan tarian, aksi perang-perangan, pertunjukkan musik sampai permainan adat asli Papua.Sungguh beruntung bisa mendapat 1 tiket untuk menonton langsung Festival Lembah Baliem ini. Paket wisata Festival Lembah Baliem ini saya temukan di salah satu penyedia tur lokal.Tepat dua minggu sebelum Festival dimulai (biasanya pertengahan Agustus), saya resmi mengisi slot terakhir. Biaya yang saya setor sebesar 9,5 juta rupiah sudah termasuk biaya transportasi (pesawat PP Biak-Wamena dan bus), akomodasi hotel lokal 5 hari 4 malam, makan, tiket masuk festival dan pengeluaran lain-lain.Untuk menuju Biak, dari Jakarta saya transit dahulu di Makassar, lanjut penerbangan Makassar-Biak. Berkunjung ke Papua diperlukan persiapan khusus.Selain pakaian yang sebaiknya lengan panjang dan berwarna cerah untuk menghindari gigitan nyamuk, mulailah meminum obat anti malaria 10 hari sebelum berangkat. Obat penangkal malaria ini tetap harus diminum selama ada di Papua hingga 10 hari pasca kepulangan.Selipkan juga spray atau losion anti nyamuk dan vitamin C agar stamina tetap terjaga. Oh, satu lagi, selalu sedia beberapa batang rokok dan lembaran uang kertas nominal Rp 50 ribu.Festival Lembah Baliem digelar 3 hari berturut-turut. Bertempat di lapangan rumput yang luas dan dikelilingi pemandangan Gunung Jayawijaya yang megah, hasil foto pakai kamera apa pun pasti terlihat wah.Di bawah langit biru yang cerah, penampilan demi penampilan pun menyedot perhatian penonton. Dari variatifnya bentuk penampilan, saya paling terkesima dengan aksi perang-perangan. Para peserta saling acung tombak bahkan beberapa melemparkannya ke kubu lawan layaknya perang sungguhan. Seru!Lalu apa yang menyebabkan perang antar suku di Papua? Rupanya tiga hal ini: Tanah, Wanita dan Babi. Tiga problem ini ditampilkan secara gamblang di alur cerita perang-perangan.Babak awal perang-perangan ini bagaikan drama yang kadang memicu gelak tawa penonton. Drama lalu disambung babak peperangan yang epik dan selalu diakhiri pesan damai yang menggugah yaitu perang tidak akan menjadi solusi malah memecah persatuan.Usai 'peperangan', penonton diberi waktu untuk mengambil foto peserta aksi perang-perangan yang tentu jadi dokumentasi berharga. Di sela-sela pertunjukkan, para turis juga heboh berburu foto sekumpulan suku asli Papua, hingga satu sosok yang dianggap paling fotogenik.Begitupun saya, kapan lagi memiliki koleksi foto suku asli Papua berbusana daerah lengkap. Konon, pakaian adat lengkap ini hanya dipakai di momen-momen khusus seperti Festival ini.Masih ingat saran saya membawa beberapa batang rokok dan lembaran uang kertas? Yap, berikan salah satunya saat ditagih tips setelah berfoto. Umumnya dua batang rokok atau uang 50 ribu per satu subjek foto.Juga menarik dari Festival Lembah Baliem ini adalah permainan yang melibatkan turis. Jeda ke aksi perang-perangan selanjutnya, pembawa acara mempersilahkan turis turut serta dalam lomba memanah dan melempar lembing di sisi lapangan.Spontan, kami pun melipir dan mendaftarkan diri. Sementara di bangunan sisi kiri panggung utama, para turis lainnya sibuk berbelanja souvenir khas Papua seperti noken, gelang dan patung ukiran.Tidak ketinggalan icip-icip kopi khas Papua. Puas rasanya merayakan kemerdekaan Indonesia bersama saudara dari timur. Tertarik 17-an di Lembah Baliem Papua?
Hide Ads