Saat Pantai Pink di Pulau Padar Tertutup Sampah
Kamis, 28 Feb 2019 14:02 WIB

Renky Liniaryadi

Jakarta - Pantai Pink di Pulau Komodo jadi daya tarik turis berkunjung ke sana. Apa jadinya jika pantai cantik ini tertutup sampah?Negara Indonesia memang ditakdirkan memiliki bentang alam yang sangat indah dengan berbagai keunikan di dalamnya, salah satunya adalah pantai berwarna biru muda atau yang biasa disebut Pink Beach di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.Sudah lama kepopuleran Pink Beach tersohor hingga ke mancanegara dan menjadi destinasi unggulan saat berkunjung ke Labuan Bajo. Tapi baru kali inilah saya berkesempatan mengunjungi pantai tersebut untuk menikmati keindahannya secara langsung.Demi mewujudkan hal itu, maka seperti biasa saya percayakan pemesanan tiket pesawat melalui aplikasi Tiket.com lewat layar ponsel. Dengan berbagai promo menarik serta fasilitas Smart Reschedule dan Smart Refund membuat perjalanan kita bisa lebih tenang bila terjadi perubahan rencana secara mendadak, karena customer service-nya siap melayani selama 24 jam setiap hari.Akhirnya saya pilih pemberangkatan tanggal 24 Januari 2018 dari Jakarta langsung ke Labuan Bajo, pulang-pergi, karena di sini kita bisa mendapatkan diskon ekstra.Sebagian besar orang yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo pasti mengunjungi Pink Beach yang terletak di Pulau Komodo. Dahulu, pantainya memang benar-benar berwarna merah muda. Memang belum pasti apa penyebab pasirnya berwarna merah muda. Namun ada yang berpendapat bahwa pasirnya berasal dari hewan mikroskopik yaitu foraminifera yang memproduksi warna merah muda di terumbu karang. Tapi sayangnya, kini warnanya tidak terlalu pink, hal ini disebabkan karena banyaknya pengunjung yang membawa pasirnya untuk oleh-oleh atau sekadar pajangan.Sebenarnya, masih ada pantai lain yang berwarna lebih pink di kawasan Taman Nasional Komodo, yaitu Long Beach, letaknya berada di Pulau Padar. Menurut penuturan pemandu lokal di sana, Pulau Padar memiliki setidaknya 10 pantai yang berwarna pink dan tidak kalah indah dengan pink beach di Pulau Komodo.Saat perahu yang dinaiki menepi ke Long Beach, saya dibuat tercengang. Memang, pasir di pantai ini lebih berwarna pink dan airnya jernih. Tapi sayang sekali, sepanjang pantai yang sebenarnya indah itu telah dipenuhi oleh sampah. Sampah-sampah ini berasal dari pemukiman di daratan lain yang terbawa gelombang pasang, karena bulan Januari cuaca di wilayah perairan Taman Nasional Komodo sedang buruk.Material sampah yang terdampar ini sebagian besar berupa kayu-kayu dan sampah rumah tangga seperti kantung plastik, botol-botol, sendal, dan juga styrofoam. Tidak ada yang bisa saya nikmati saat itu. Bayangan pantai indah seperti foto-foto yang beredar di instagram selama ini sirna sudah akibat ulah manusia yang buang sampah sembarangan.Untungnya, saat itu saya dan teman-teman membawa trash bag yang memang sengaja disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya hal seperti ini. Tanpa basa-basi dan malu-malu, kami semua memungut sampah-sampah tersebut dengan mengutamakan mengambil sampah non-organik yang dapat merusak lingkungan dan membahayakan satwa.Memang tidak semuanya sepanjang Long Beach ini bisa dibersihkan karena keterbatasan personil dan juga waktu. Tapi setidaknya apa yang sudah dilakukan cukup mengurangi sampah yang ada dan sangat berpengaruh pada lingkungan tersebut. Selama 30 menit menyusuri pantai, kami dapat mengumpulkan 4 kantung sampah ukuran besar. Semua sampah yang dikumpulkan akan dibawa ke tempat pembuangan sampah di Labuan Bajo.Malu sekali rasanya saat mengetahui kalau di Labuan Bajo ada komunitas peduli sampah yang digawangi oleh warga negara asing. Justru sebagian besar masyarakat Indonesia sendiri malah tidak peduli dan selalu menganggap Γ’β¬Εnanti ada petugas yang membersihkan.Padahal soal kebersihan adalah tanggungjawab bersama di manapun berada. Sebenarnya, tidak cukup hanya dengan membuang sampah pada tempatnya, tapi juga harus dapat mengurangi konsumsi plastik sekali pakai dengan cara menggantinya dengan bahan yang ramah lingkungan dan bisa dipakai berulang kali.Perjalanan ke Long Beach yang selama ini saya idamkan tidak berjalan sesuai harapan. Namun saya yakin di kesempatan yang lain akan lebih baik, karena sekarang ke manapun ada tiketnya, yaitu di Tiket.com.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!