Jakarta - Pengalaman berharga bisa kamu rasakan saat berkunjung ke Suku Baduy Dalam. Tradisi yang kental dan jauh dari peradaban mengajarkan kamu kesederhanaan.Pengalaman menembus peradaban untuk menjadi manusia yang dapat berteman dengan alam. Suku Baduy Dalam memberikan pembelajaran yang sangat melekat pada diriku. Terisolasi dari dunia teknologi, listrik, dan hal-hal yang bersifat kekinian. Untuk memperoleh hal baru laiinya akan sangat menyenangkan lagi bisa dapat memenuhi Dream Destination ke Dubai.Apakah kamu tahu suku apa yang masih kental memegang budaya kearifan lokalnya di Indonesia? Ya, aku akan memilih jawaban Suku Baduy.Suku Baduy terletak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Jika kita menempuh perjalanan dari Jakarta untuk sampai ke Kabupaten Lebak menempuh sekitar 4 jam perjalan dengan menggunakan kendaraan. Tahukah kamu Suku Baduy sangat kental akan budayanya terlepas dari dunia luar? Termasuk teknologi yang sering kita gunakaan saat ini. Suku Baduy sudah dari dulu memegang teguh untuk tidak akan terpengaruh dengan dunia luar. Suku Baduy sendiri memiliki 2 tempat khas yang memisahkan antara satu dan lainnya yakni Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar. Untuk informasi kamu nih, di Baduy kalo kita mau kemana-mana harus berjalan kaki, tidak ada ojek online ataupun kendaraan, handphond juga listrik.Sekilas tentang Suku Baduy dan aku ingin menceritakan pengalamanku traveling dan learning ke Suku Baduy yang sangat terkenal ini hingga di sebut dengan Seven Wonderful oleh Pemerintahan Provinsi Banten. Pada saat itu aku bersama sekelompok teman-temanku berinisiatif untuk mengadakan perjalanan yang tidak biasa. Kita berangkat dengan titik point di Serang, Banten untuk sampai ke terminal Ciboleger yang merupakan batas terakhir kendaraan bisa masuk. Terminal Ciboleger boleh dikatakan masih terjamah oleh listrik dan supermarket sehingga bisa membeli keperluan untuk persiapan perjalanan ke Suku Baduy.Sebelum kita memulai perjalanan kita berdoa bersama untuk keselamatan, setelah itu kita berjalan dengan cara berkelompok. Kebetulan aku kelompok 3 yang terdiri dari 5 perempuan dan 4 laki-laki. Kami disambut oleh gerbang selamat datang di Baduy diiringi suara hewan dan rindangnya pohon-pohon besar. Tujuan kita adalah untuk ke Baduy Dalam dan perjalanan ini kita tempuh dengan jalan kaki kurang lebih 6 jam perjalanan. Bayangkan jika kalian harus jalan kaki selama 6 jam. Tapi perjalanan ini kita disuguhkan dengan udara yang masih sangat bersih secara kita masuk ke dalam hutan, bebas kebisingan, sinyal telekomunikasi juga sudah tidak ada. Kita merasakan sensasi kehidupan adventure yang sesungguhnya. Untuk sampai ke Baduy Dalam kita harus melewati Baduy luar terlebih dahulu. Setiap suku terdiri beberapa kampung. Kampung Cibeo yang ada di Baduy Dalam yang merupakan tujuan kami untuk menginap disana. Tak terasa kita berjalan dari terik matahari di atas sampai sore matahari tenggelam kita sampai di Kampung Cibeo. Benar-benar asli kampung ini, punya banyak sekali kearifan lokal yang bisa dipelajari. Adat istiadat yang selalu mereka jaga hingga sekarang. Pepatah Suku Baduy mengatakan Γ’β¬ΕPanjang jangan dipotong, Pendek jangan di sambung yang berarti bahwa kita selama hidup di bumi ini jangan selalu melebih-lebihkan dan selalu mensyukuri hasil alam yang telah diberikan.Malam pun kita jadi acara untuk pembahasan mendalam mengenai Suku Baduy oleh tokoh adat, berbekal obor menjadi penerangan kita dan dinginnya udara malam. Banyak pelajaran yang dapat di share dalam acara malam diskusi tersebut. Pagi harinya, aku harus membersihkan diriku supaya siap untuk kembali pulang.Untuk membersihkan diri pun, harus ke sungai yang airnya begitu jernih dan deras. Mereka tidak memiliki kamar mandi, sungai lah menjadi salah satu cara untuk kita melakukan kegiatan mandi, mengambil air, dan bersih-bersih lainnya. Aku merasa selama di Baduy menjadi orang yang mampu menikmati hidup di luar kebiasaan setiap orang. Menjadi pengalaman yang sungguh amat terkesan dan menjadi cerita yang akan panjang jika diceritakan.Jika ditanya untuk siap ke tempat yang lebih menantang dan baru lagi? Jawabanku adalah Ya, aku siap!.Aku siap untuk hal baru yaitu Dubai. Mendengar namanya saja aku sudah tau itu menjadi destinasi impian semua orang. Dubai bagi aku punya feel tersendiri dari mereka punya Burj Khalifa yang menjadi menara tertinggi di dunia.Banyak rekomendasi baik dari media sosial, berita, omongan kolega tentang hebatnya Dubai saat ini. Makin penasaran dengan aslinya dan hanya bisa lihat orang-orang yang sudah pernah ke sana.Ini adalah Dream Destination buat aku. Diriku ingin untuk memenangkan kompetisi yang diselenggarakan oleh detikTravel dan Dubai Tourism Board. Foto di depan Burj Khalifah, skydiving, mengelilingi Dubai Miracle Garden itu semua dari sebagian kecil yang aku inginkan selama aku bisa menginjakan kaki di Dubai dan menjadi hal baru lainnya untuk memperkaya pengalamanku.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol