Melintasi Death Railway, Jembatan Bersejarah di Thailand

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Melintasi Death Railway, Jembatan Bersejarah di Thailand

Novi Kusumayanti - detikTravel
Selasa, 22 Okt 2019 08:29 WIB
loading...
Novi Kusumayanti
Stasiun kereta Hualamphong di Bangkok
Wat Phra Pathom di Nakonpathom
Death Railway, jalan kereta diatas sungai Kwai
Taman nasional Sai Yok
Tempat pemakaman para korban romusha
Melintasi Death Railway, Jembatan Bersejarah di Thailand
Melintasi Death Railway, Jembatan Bersejarah di Thailand
Melintasi Death Railway, Jembatan Bersejarah di Thailand
Melintasi Death Railway, Jembatan Bersejarah di Thailand
Melintasi Death Railway, Jembatan Bersejarah di Thailand
Jakarta - Thailand tidak hanya terkenal dengan wisata belanja, kuliner dan religi.Traveler bisa temui tempat bersejarah, salah satunya Death RailwayPerjalanan saya kali ini ke Thailand adalah untuk mengunjungi Kanchanaburi. Di mana terdapat jalan kereta yang melintas di atas Sungai Kwai atau biasa disebut Death Railway.Untuk menuju tempat ini, saya mengikuti kereta khusus tur ekskursi (excursion train) dari Bangkok menuju Namtok. Kereta khusus ekskursi ini hanya tersedia pada hari Sabtu dan Minggu. Masing-masing hanya satu kali pemberangkatan dari stasiun Hualamphong, Bangkok.Jika ingin mengikuti tur dengan kereta ini, sebaiknya tiket dibeli beberapa hari sebelum keberangkatan untuk menghindari kehabisan tiket. Banyak peminat untuk ikut tur ekskursi ini. Sayangnya, tiket kereta sampai saat ini belum dapat dibeli secara online. Harus dibeli langsung di stasiun Hualamphong.Saya saja yang membeli tiket dua hari sebelum keberangkatan, untuk tiket economi non AC kelas 3 sudah habis. Terpaksa membeli tiket gerbong AC yang harganya dua kali lipat lebih mahal dari kelas ekonomi.Saat matahari mulai menampakkan cahayanya, saya berangkat dari penginapan menuju stasiun Hualamphong. Stasiun yang di dalamnya didominasi warna ungu pada kursi ruang tunggu. Konon, warna ungu adalah warna tanggal kelahiran Ratu Sirikit. Tak heran jika di beberapa tempat di Thailand di dominasi dengan warna ungu.Ternyata, tiket yang saya beli berupa tempat duduk dengan tempat tidur/sleeper cart. Sehingga jika terasa lelah, dapat tidur dengan cukup nyaman. Tidak ada jadwal yang diberikan kepada penumpang, panduan yang saya gunakan berupa hasil mengunduh artikel di internet. Namun jadwal tersebut cukup akurat.Di dalam kereta, akan ada petugas yang dengan pengeras suara yang menginformasikan stasiun-stasiun yang akan disinggahi. Namun informasi tersebut disampaikan dalam bahasa Thailand. Sebagian besar penumpang adalah wisatawan lokal dan beberapa dari mereka berwisata bersama keluarga. Kereta khusus ini hanya berhenti di stasiun tertentu dan jumlah penumpangnya disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk.Tidak semua pemberhentian para penumpang bisa turun dan berlama-lama. Beberapa stasiun hanya menaikan penumpang peserta tur. Jika terlihat banyak penumpang yang turun, carilah petugas kereta untuk menanyakan berapa lama kereta akan berhenti atau jam berapa kereta akan berangkat kembali. Jika bahasa menjadi kendala, tunjukkan jam tangan sebagai alat bantu komunikasi kepada petugas kereta.Kereta berangkat dari stasiun Hualamphong tepat jam 06.30 dan pemberhentian pertama dengan waktu sekitar empat puluh menit adalah Nakonpathom. Di tempat ini terdapat Kuil Phra Pathom dengan stupa berwarna oranye pupus.Β Kuil Phra Patthom berjarak sekitar satu kilometer dari stasiun dan hanya berjalan menuju arah pasar tradisional. Kalau ingin mudah, ikuti kerumunan orang dari kereta khusus ekskursi yang hampir dapat dipastikan akan mengunjungi stupa ini.Ingat, jangan lengah dan jangan sampai lupa waktu karena bisa-bisa ditinggal kereta. Kereta berjalan kembali dan berhenti sebentar di stasiun Kanchanaburi dan penumpang tidak perlu turun.Perjalanan kereta dilanjutkan menuju stasiun River Kwai Bridge. Inilah tujuan utama dari kereta ekskursi ini. Dengan durasi duapuluh menit, para peserta ekskursi dapat mengeksplor tempat ini.River Kwai Bridge adalah jalan kereta yang melintas di atas sungai Kwhae Noi yang dikenal dengan Death Railway. Pembangunan jalan kereta ini mengorbankan nyawa banyak manusia para tahanan perang pada perang dunia kedua yang dijadikan pekerja paksa atau romusha.Jalan kereta ini dibangun atas prakarsa Jepang pada perang dunia kedua untuk menghubungkan Bangkok (Thailand) dengan Rangoon/Yangon (Myanmar) sebagai alternatif pengiriman logistik dan tentara selain melalui jalur laut. Para pekerja paksa ini merupakan para tahanan perang tentara Jepang deri berbagai kewarganegaraan. Diantaranya tentara Inggris, Belanda dan Australia.Jalur kereta tidak sampai ke Yangon melainkan hanya sampai Namtok di Thailand. Di stasiun ini penumpang turun dan dapat berjalan melintasi jalan kereta di atas Sungai Kwai.Perjalanan kereta dilanjutkan menuju stasiun terakhir di Namtok. Pemandangan sepanjang perjalanan menuju Namtok sangat indah, kereta berjalan di sisi tebing bukit sementara sisi lainnya terlihat sungai dan lereng bukit. Akan lebih puas melihat pemandangan ini sambil duduk di kelas ekonomi yang jendelanya bisa dibuka. Sementara untuk gerbong yang ber-AC harus puas melihat pemandangan yang dibatasi oleh kaca jendela.Akhirnya, kereta sampai juga di Stasiun Namtok setelah menempuh perjalanan selama lima jam dari Hualamphong, Bangkok. Perjalanan tidak selesai sampai di Stasiun Namtok. Dari stasiun ini, jika berminat ada kendaraan menuju Taman Nasional Sai Yok dimana terdapat air terjun Sai Yok Noi. Dikenakan biaya untuk kendaraan ini yang dibayarkan setelah sampai Sai Yok.Taman Nasional Sai Yok merupakan tempat berekreasi dan piknik bersama keluarga atau teman, terlebih di akhir pekan. Tak perlu khawatir kelaparan, karena beraneka ragam makanan dijajakan di sekitar taman nasional ini. Waktu yang diberikan berada di taman nasional ini cukup lama, yaitu sekitar tiga jam .Kereta berangkat kembali melewati jembatan Sungai Kwai tanpa berhenti dan langsung menuju Stasiun Kanchanaburi. Dalam perjalanan ini, ada petugas kereta yang berkeliling menawarkan makanan ataupun kue-kue untuk dibeli. Jangan khawatir, daftar menu tersedia juga dalam Bahasa Inggris.Di stasiun Kanchanaburi, kereta berhenti selama 60 menit. Waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk mengunjungi tempat pemakaman di mana terkubur para tahanan perang yang dijadikan romusha oleh tentara Jepang saat membangun jalan kereta diatas Sungai Kwai.Pemakaman ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer dari Stasiun kanchanaburi. Tak hanya pemakaman, di tempat yang sama juga terdapat Death Railway Museum yang berisikan informasi dan diorama saat pembangunan jalan kereta diatas Sungai Kwai. Di dekat museum juga dapat ditemui Gereja Katolik Roma yang dibangun untuk menghormati para tentara yang meninggal saat dijadikan Romusha di pembangunan jalan kereta.Hari semakin sore saat kereta meninggalkan Kanchanaburi untuk menuju kembali ke Stasiun Hualamphong di Bangkok. Dalam perjalanan kembali ke Bangkok, makanan dan kue yang sebelumnya sudah dipesan mulai dibagikan. Masih hangat dan dangat menggugah selera untuk segera disantap terlebih setelah perjalanan sampai ke Namtok dan kembali lagi ke Bangkok.
Hide Ads