Pagi yang Asyik di Tepian Sungai Mahakam
Minggu, 12 Apr 2020 09:41 WIB

Lena Ellitan

Jakarta - Menikmati pagi di Sungai Makaham harus kamu coba. Setelah lelah, kamu harus nikmati soto di sana. Segar!Sebelum berangkat ke Samarinda untuk mengikuti Forum Manajemen Indonesia tahun lalu, saya memiliki pemikiran apa yang bisa saya lihat dan nikmati di Ibu Kota Kalimantan Timur tersebut.Tentu saja karena waktu saya tidak banyak, maka saya mencari informasi apa yang bisa dilakukan di pagi hari, atau di malam hari. Adakah tempat yang khas di Samarinda, kebetulan acara yang harus saya ikuti adalah di Hotel Bumi Senyiur yang berada di pusat Kota Samarinda.Ternyata tempat saya menginap tidak jauh dengan Tepian Sungai Mahakam. Pikiran saya langsung beriniat 'esok pagi saya akan jalan-jalan menuju tepian Sungai Mahakam, sekaligus melihat geliat kehidupan pagi di Samarinda.Pagi hari sekitar pukul 6 pagi, saya mulai berjalan menuju tepian Sungai Mahakan dengan berjalan kaki mengikuti petunjuk google map. Sepanjang jalan saya melihat para pedagang buah, sayur dan toko kelontong mulai menata barang dagangannya, namun banyak juga agaknya pedagang yang masih tutup.Sesampai di tepian Sungai Mahakam saya melihat para pedagang sayur dan buah di tepi Sungai dan beberapa warung yang didirikan di tepi sungai yang sebagian bangunannya berada di atas air (jasa jadi ingat tepian sungai Barito Banjarmasin). Sebenarnya kawasan ini bisa lho dijadikan tempat wisata yang dikelola dengan baik.Saya berkenalan dengan Bapak tukang perahu, mereka sambil menawarkan jasa untuk menyeberang sungai Mahakam dengan tarif Rp 100 ribu pergi-pulang. Namun demikian karena saya memiliki agenda yang lain maka saat itu saya tidak menggunakan jasa beliau.Beliau juga menceritakan bahwa di Samarinda banyak pendatang yang mengais rejeki di Tepian sungai tersebut termasuk para pedagang, supir angkot, dan mereka-mereka yang membuka warung di tepian sungai.Jalan-jalan pagi saya akhiri dengan menyantap semangkuk Soto Banjar yang tidak jauh dari tepian Sungai. Dengan 15 ribu rupiah sudah merasa sangat kenyanng. Kuah Soto Banjar memangΒ sedap, segar dan mak nyes hangat di perut.Pagi itu saya memiliki kesan bahwa Samarinda masih memerlukan pengelolaan untuk bisa menjadi lebih baik. Masyarakat Samarinda adalah pejuang yang tak kenal lelah dapat dilihat dari berbagai upaya mereka mengais rejeki dengan nilai-nilai kejujuran masyarakatnya.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!