Dari Urusan Paspor Sampai Berburu Nasi Padang di Den Haag

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dari Urusan Paspor Sampai Berburu Nasi Padang di Den Haag

Ristiyanti Handayani - detikTravel
Jumat, 18 Sep 2020 12:35 WIB
loading...
Ristiyanti Handayani
Berfoto sejenak di depan Istana Noordeinde sepulang dari KBRI
Suasana ruang tunggu loket paspor di KBRI yang sesuai protokol pandemi
Sebelum masuk berfoto dulu depan Waroeng Padang Lapek
Nasi padang vegetarian yang lezat
Di Belanda kami hanya diharuskan memakai masker saat naik kendaraan umum
Dari Urusan Paspor Sampai Berburu Nasi Padang di Den Haag
Dari Urusan Paspor Sampai Berburu Nasi Padang di Den Haag
Dari Urusan Paspor Sampai Berburu Nasi Padang di Den Haag
Dari Urusan Paspor Sampai Berburu Nasi Padang di Den Haag
Dari Urusan Paspor Sampai Berburu Nasi Padang di Den Haag
Jakarta - Kota Den Haag memiliki daya tarik tersendiri bagi WNI diaspora di Belanda. Selepas urusan administrasi di KBRI, wisata kuliner menjadi tujuan.Kota Den Haag merupakan pusat kota pemerintahan Kerajaan Belanda, sekaligus juga kota diplomatik. Jadi tidak heran bila hampir semua kedutaan besar negara-negara sahabat berada di kota ini, termasuk juga Kedutaan Besar Republik Indonesia.Bagi WNI diaspora yang bermukim di Belanda termasuk saya, kota ini tidaklah begitu asing. Setidak-tidaknya setiap 5 tahun sekali, kami harus mengunjungi kantor KBRI untuk mengganti dan memperpanjang masa berlaku paspor Indonesia kami. Beberapa waktu yang lalu saya pun kembali mengunjungi KBRI untuk mengganti dan memperpanjang paspor. Di masa pandemi ini, ada beberapa perubahan aturan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung, dengan maksud untuk mencegah semakin meluasnya wabah Corona atau COVID-19. Tentu saja selain aturan yang berlaku global, juga aturan dan himbauan pemerintah Kerajaaan Belanda dan Pemerintah Indonesia yang harus kita taati secara bersamaan. Hanya aturan penggunaan masker mungkin yang berbeda antara di Belanda dan di Indonesia. Di Belanda, sampai saya menulis artikel ini, memang tidak diwajibkan memakai masker, kecuali saat kita naik kendaraan umum seperti kereta atau bus. Hanya saat kita memasuki area KBRI, aturan yang berlaku adalah aturan Pemerintah Indonesia, maka kita diharuskan menggunakan masker selama berada di wilayah kedaulatan KBRI. Bersyukur proses pengurusan paspor di KBRI Den Haag tidaklah rumit. Kita tinggal mengisi formulir secara online lalu di print, selanjutnya formulir yang telah diisi, berikut dokumen pelengkap, dibawa secara langsung oleh pemohon di hari dan jam yang telah ditetapkan untuk pengurusan paspor.Saya mendapatkan antrean nomor 4, tiba giliran, lalu menyerahkan berkas dokumen untuk dicek petugas, tinggal ambil foto dan sidik jari, lalu pulang. Keseluruhan proses tidak lebih dari 25 menit. Begitu efesien dan efektif proses pengurusan paspor di bagian imigrasi KBRI Den Haag. Berselang tiga hari kerja selanjutnya, paspor saya pun sudah jadi. Sepulang mengambil paspor, tepat waktunya untuk makan siang. Selagi masih di Den Haag, maka saya putuskan untuk mencari rumah makan khas tanah air.Akhirnya saya dan suami makan siang nikmat di Warung Padang Lapek Jo. Racikan masakannya betul-betul lezat, tak kalah lezat dengan beberapa rumah makan padang yang ada di Indonesia. Senangnya bisa menikmati kuliner Indonesia, dan bertegur sapa serta ngobrol dalam Bahasa Ibu di negeri orang. Meski kemungkinan besar tahun ini, gegara pandemi kami tidak mudik ke Indonesia. Namun, kerinduan akan tanah air sedikit terobati dengan kehangatan suasana di KBRI dan cita rasa masakan padang yang kami santap.
Hide Ads