Patung Pendiri Kota Sapporo & Ramalan Nasib di Kuil Hokkaido Jingu

Foto: Kuil Hokkaido Jingu adalah kuil penting bagi pemeluk agama Shinto di Kota Sapporo Jepang. Di kuil ini kita bisa melihat Patung Yoshitake Shima, utusan Kekaisaran Jepang yang mendirikan Kota Sapporo (Aryo/detikTravel)

Foto: Kuil Shinto ini menaungi kurang lebih 200 ribu penduduk Kota Sapporo. Biasanya, pemeluk Shinto akan datang ke kuil ketika ada momen kelahiran, pernikahan, atau ada sanak saudara yang meninggal, tapi pengunjung biasa juga boleh mampir (Aryo/detikTravel)

Foto: Sebelum memasuki kuil ini, traveler dianjurkan melakukan Temize atau bersuci. Temize ini dilakukan di Temisuzha, alias tempat bersuci. Tata caranya Temize dimulai dengan membasuh tangan kiri (Aryo/detikTravel)

Foto: Langkah Temize berikutnya adalah membasuh tangan kanan, lalu tangan kiri lagi, baru diakhiri dengan berkumur sekali. Setelah melakukan Temize, barulah penganut Shinto masuk ke dalam kuil untuk beribadah atau berdoa (Aryo/detikTravel)

Foto: Cara beribadah penganut Shinto dimulai dengan masuk ke bagian depan kuil, lalu melempar koin, memberi penghormatan dengan membungkuk dan menepuk telapak tangan di depan. Setelah itu, barulah mereka berdoa (Aryo/detikTravel)

Foto: Selain bisa beribadah, di Kuil Hokkaido Jingu ini traveler juga bisa melihat Patung Yoshitake Shima. Dialah utusan Kaisar Jepang yang datang dan membangun Kota Sapporo di tahun 1866. Bisa dibilang, Yoshitake Shima adalah Bapak-nya Kota Sapporo (Aryo/detikTravel)

Foto: Selain itu, di bagian sudut kuil, traveler bisa meramal nasib dan peruntungan lewat Omikuji (kertas ramalan). Ada juga Ema alias kertas doa dan cita-cita. Ema dapat ditulis di kertas atau kayu yang tersedia di samping sudut ramalan, kemudian digantungkan (Aryo/detikTravel)

Foto: Ada 7 jenis peruntungan dari Omikuji, yang paling mujur sampai yang tidak beruntung, yaitu: daikichi, chukichi, shokici, kishi, suekichi, kyo, dan daikyo. Bila ramalan dirasa kurang beruntung, traveler bisa membeli Omamuri (jimat) untuk menangkalnya. Omikuji dan Omamuri bisa dibeli seharga 200 Yen (setara Rp 24 ribu) per buahnya (Aryo/detikTravel)