Wisata Perkebunan Anggur di Australia, Seperti Ini Serunya

Di kawasan Hunter Valley, sejauh mata memandang terhampar hijaunya perkebunan anggur. Kawasan ini memang dikenal sebagai area penghasil wine sejak tahun awal 1900-an (Wahyu/detikTravel)

Traveler bisa berwisata ala petani anggur di Hunter Valley. Kamu bisa berkeliling kebun sambil dijelaskan berbagai macam pengetahuan baru mengenai budidaya tanaman anggur (Wahyu/detikTravel)

Salah satu pemandunya bernama Ross, dari perkebunan anggur Audrey Wilkinson. Menurut Ross, tanaman anggur sangat menyukai panas terik matahari. Namun kebutuhan air juga jangan sampai dilupakan (Wahyu/detikTravel)

Jadi jangan heran meski panas terik sampai 43 derajat celcius sekalipun, tanaman anggur tetap hijau sejauh mata memandang. Dari kejauhan kita bisa melihat ada danau buatan yang memang digunakan guna mencukupi kebutuhan air tanaman anggur (Wahyu/detikTravel)

Buah anggur di perkebunan dipanen pada pagi hari menjelang siang agar kandungan airnya tetap terjaga. Sehingga jus buah yang dihasilkan guna membuat wine berkualitas baik (Wahyu/detikTravel)

Di perkebunan Audrey Wilkinson, kita bisa melihat semacam museum mini tempat dimana alat-alat pembuatan wine disimpan. Dulu, orang membuat wine dengan cara tradisional yaitu dengan menginjak-injaknya di dalam tong semen besar ini (Wahyu/detikTravel)

Ada pula alat semacam mesin penggerak yang usianya sudah 100 tahun lebih. Kini alat tersebut sudah tidak digunakan lagi, berganti dengan mesin yang lebih modern dan higienis (Wahyu/detikTravel)

Di ruangan ini, juga tercantum sejarah panjang perkebunan anggur dan pabrik wine Audrey Wilkinson. Asal tahu saja, perkebunan ini sudah ada sejak era tahun 1900-an dan sudah terkenal sebagai salah satu penghasil wine terbaik di kawasan Hunter Valley (Wahyu/detikTravel)

Sosok Audrey Wilkinson sebagai pemilik kebun pun diabadikan lewat reklame ini. Kamu bisa mengajaknya berfoto juga lho traveler (Wahyu/detikTravel)

Di akhir program, traveler dapat berwisata menyicipi wine produksi dari perkebunan Audrey Wilkinson. Kalau berminat kamu bisa membawanya pulang sebagai oleh-oleh lho traveler (Wahyu/detikTravel)