Labuha - Benteng Barnaveld di Pulau Bacan, Maluku Utara pernah diperebutkan oleh 3 negara. Portugis, Spanyol, dan Belanda silih berganti menguasai benteng ini.
Foto: Benteng di Maluku Utara yang Diperebutkan 3 Negara
Benteng Barnaveld adalah benteng kecil yang terletak di Pulau Bacan, Maluku Utara. Benteng ini pernah diperebutkan oleh 3 negara, yaitu Portugis, Spanyol dan juga Belanda. Pada akhirnya, Belanda lah yang menguasai benteng ini (Wahyu/detikTravel)
Meski ukurannya tidak terlalu besar, tapi Benteng Barnaveld letaknya sangat strategis. Dari penjelasan Ikhsan, pemandu yang menemani kami, dahulu benteng ini langsung menghadap ke laut. Kapal-kapal dagang maupun musuh bisa terlihat dengan mudah dari atas benteng (Wahyu/detikTravel)
Oleh Belanda, benteng ini direnovasi. Bangunan rumah ditambahkan di atas benteng. Fungsinya sebagai tempat beristirahat, sekaligus ada penjaranya juga (Wahyu/detikTravel)
Benteng ini juga dilengkapi dengan meriam-meriam sebagai pertahanan terhadap musuh. Meriam ini diletakkan pada masing-masing sisi benteng (Wahyu/detikTravel)
Di meriam ini, masih tertera dengan jelas relief yang menunjukkan tahun pembuatan meriam, yaitu tahun 1778 (Wahyu/detikTravel)
Dari benteng ini juga bisa terlihat dengan jelas Gunung Sibella, gunung tertinggi di Pulau Bacan (Wahyu/detikTravel)
Benteng ini dikelilingi dengan parit selebar 2 meter. Parit ini juga berfungsi sebagai perlindungan jika musuh datang menyerang (Wahyu/detikTravel)
Di dalam benteng, ada sumur yang airnya bening dan segar. Konon banyak yang mencuci wajah di sini berharap awet muda (Wahyu/detikTravel)
Benteng Barnaveld jadi salah satu spot bersejarah yang mesti kamu kunjungi kalau liburan ke Maluku Utara (Wahyu/detikTravel)
Jangan lupa hunting foto. Bawa kameramu dan abadikan setiap sudut Benteng Barnaveld yang menarik untuk dipotret (Wahyu/detikTravel)












































Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Thailand Minta Turis Israel Lebih Sopan dan Hormat
Denda 50 Kerbau Menanti Pandji Pragiwaksono usai Candaan Adat Toraja