Potret Sopir yang Bikin Jalan Sendiri dan Cantiknya Pegaf

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Potret Sopir yang Bikin Jalan Sendiri dan Cantiknya Pegaf

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 10 Sep 2018 08:25 WIB

Pegunungan Arfak - Banyak cerita di Pegunungan Arfak (Pegaf), Papua Barat. Seperti sopir angkutan yang harus bikin jalan sendiri hingga bermalam di hutan dan bermandikan lumpur.

Di sela-sela Ekspedisi Bumi Cendrawasih 2018 ada kisah salah satu sopir mobil 4x4 bisa dibilang amat mengagumkan. Potret jalan menuju Pegaf yang masih belum diaspal dan belum ada jembatan di beberapa sungai (Masaul/detikTravel)
Salah satu sopir, Shahrul (42) bilang, kalau ada pekerjaan lain ia tidak akan melakoni itu. Sangat berat. Karena kalau jalan rusak, misal longsor ia harus bikin jalan sendiri hingga pernah ia bermalam di jalan dan masih bermandikan lumpur selama 3 malam (Masaul/detikTravel)
Sisi lain selanjutnya tentang mobil angkutan 4x4 Manokwari-Pegaf adalah tidak adanya kondektur warga lokal. Hal itu dikarenakan jika ada apa-apa kalau kerja sama orang lokal bisa-bisa didenda, walau hanya luka gores (Masaul/detikTravel)
Biasanya, sebelum menjadi sopir, para pendatang itu akan menjadi kondektur terlebih dahulu untuk mengenal medan offroad Manokwari-Pegaf. Gambar menunjukkan mobil 4X4 yang mogok setelah menerjang tanjakan terjal dan sulit dilalui (Masaul/detikTravel)
Ada beberapa sungai yang berbahaya jika musim hujan datang karena belum ada jembatan. Adalah Jingga, Wariori dan Gemong adalah sungai yang ganas karena belum ada jembatannya. Jembatan kayu amat sering dijumpai di jalur Manokwari-Pegaf (Masaul/detikTravel)
Zaman dulu, sebelum ada jalan seperti sekarang, para sopir akan lewat Manokwari Selatan laluΒ  melewati Anggi Gida dan baru sampai ke Anggi. Melihat Anggi, pusat Kabupaten Pegaf dari Bukit Kobrey (Masaul/detikTravel)
Trek pertama paling berbahaya yakni di KM 5 sampai KM 18 karena terdapat jurang terjal dan rusak jalannya jika dari Kota Manokwari. Trek kedua ada di wilayah Apui dan ketiga ada di Jalur Gunung maut. Pemandangan danau Anggi Gida (Masaul/detikTravel)
Shahrul, sopir mobil angkutan 4X4 yang berasal dari Makassar. Di Pegaf, Shahrul biasa dipanggil dengan nama Roni. Pergantian namanya karena dulu mempunyai kondektur warga lokal bernama Roni (Masaul/detikTravel)
Kalau untuk titik rawan Manokwari-Anggi ada di Manser, Kampung Sakumi, Kampung Nenei, dan Gunung Merek. Titik rawan ini bisa berupa terdapat orang yang masih suka memalak pendatang dengan menggunakan senjata tajam (Masaul/detikTravel)
Namun begitu, penghasilan sopir di sini jikalau memiliki mobil sendiri bisa mencapai Rp 25 juta per bulan. Kalau menjadi sopir akan digaji Rp 5 juta per bulan dan gaji kondektur PP Manokwari-Anggi sebesar Rp 150 ribu dari pemilik mobil dan ditambah dari sopir sebesar Rp 200-300 ribu (Masaul/detikTravel)
Potret Sopir yang Bikin Jalan Sendiri dan Cantiknya Pegaf
Potret Sopir yang Bikin Jalan Sendiri dan Cantiknya Pegaf
Potret Sopir yang Bikin Jalan Sendiri dan Cantiknya Pegaf
Potret Sopir yang Bikin Jalan Sendiri dan Cantiknya Pegaf
Potret Sopir yang Bikin Jalan Sendiri dan Cantiknya Pegaf
Potret Sopir yang Bikin Jalan Sendiri dan Cantiknya Pegaf
Potret Sopir yang Bikin Jalan Sendiri dan Cantiknya Pegaf
Potret Sopir yang Bikin Jalan Sendiri dan Cantiknya Pegaf
Potret Sopir yang Bikin Jalan Sendiri dan Cantiknya Pegaf
Potret Sopir yang Bikin Jalan Sendiri dan Cantiknya Pegaf
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads