Benda yang Kalahkan Smartphone di Pedalaman Papua Barat

Radio handy talky (HT) masih menjadi barang yang amat penting peranannya. Akses komunikasi menggunakan radio di sini lebih baik dibandingkan ponsel (Masaul/detikTravel)

Mula-mula, suku di Pegaf sampai tahun 1800-an tidak memiliki budaya menulis sampai misionaris datang. Para misionaris itu menggunakan radio SSB dengan frekuensi MHz (mega hertz) untuk berkomunikasi hingga ke sana (Masaul/detikTravel)

Pada tahun 2000-an penduduk Pegaf mulai membeli HP namun tak bisa dipakai komunikasi karena tak ada sinyal. Lalu pada tahunn 2010-2012 akses jalan dari Manokwari-Anggi mulai dibangun dan tanportasi desa pun masuk (Masaul/detikTravel)

Transportasi desa, mobil 4X4, menggunakan radio untuk berkomunikasi lewat radio antar sopirnya (Masaul/detikTravel)

Begitu kabupaten terbentuk, Pemkab Pegaf memberi setiap kampung 1 radio, yang bertujuan memudahkan komunikasi jika ada penduduk lokal yang akan ke Kota Manokwari atau sebaliknya (Masaul/detikTravel)

Namun, setelah masyarakat tahu hal tersebut dan smartphone juga tidak bisa digunakan, mereka membeli dan memakai alat komunikasi HT lewat dana desa (Masaul/detikTravel)

Mulanya, Bupati Pegaf hanya memberi HT bagi setiap kepala kampung. Namun warga yang ikut-ikutan beli sendiri (Masaul/detikTravel)

Sampai sekarang belum ada sosialisasi dari RAPI dan ORARI. Harus punya izin dan menjadi anggota dari salah satu perhimpunan. Begini penampakan radio rig di mobil 4X4 (Masaul/detikTravel)

Ada dampak penggunaan radio HT di wilayah Pegaf yang terbilang liar itu. Yang paling parah adalah mengganggu percakapan penting ketika disela orang lain karena tidak tahu aturan malah bikin putus komunikasi itu (Masaul/detikTravel)

 Syarat pemilik radio HT yakni mendaftarkan diri menjadi anggota di Orari atau Rapi hingga siap membantu tidak kalau ada keadaan darurat (Masaul/detikTravel)