Potret Kentalnya Budaya di Kampung Cikondang Bandung

Upacara Adat Wuku Taun ini digelar di rumah adat Cikondang yang berada di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan. Ibu-ibu memasak untuk dimakan bersama (Wisma/detikTravel)

Upacara Adat Wuku Taun adalah upacara adat yang dilakukan pada awal tahun Hijriyah. Digelar setiap satu tahun sekali (Wisma/detikTravel)

Juru Kunci Kampung Adat Cikondang, Abah Anom (Wisma/detikTravel)

Persiapan Upacara Adat Wuku Taun memakan waktu selama 15 hari dari tanggal 1-15 Muharam (Wisma/detikTravel)

Sebelum pelaksanaan upacara dilakukan pembersihan benda pusaka seperti keris, pisau, tombak, golok dan lainnya. Kegiatan ini hanya dapat dilakukan oleh keturunan dari leluhur Kampung Adat Cikondang (Wisma/detikTravel)

Olahan makanan yang disiapkan oleh warga kampung adat disuguhkan untuk tamu yang datang ke acara upacara adat. Makanan tersebut disajikan untuk warga yang datang ke upacara adat ini dan diberikan ke warga sekitar (Wisma/detikTravel)

Kata Abah Anom mengatakan dulunya di kampung tersebut hanya terdapat sekitar 40 rumah adat. Namun, pada tahun 1942 terjadi kebakaran hebat sehingga menyisakan satu rumah adat yang kini masih dilestarikan (Wisma/detikTravel)

Acara tersebut digelar sebagai ajang silaturahmi dengan sanak saudara keturunan warga Kampung Adat Cikondang yang tinggal di luar kota (Wisma/detikTravel)

Upacara adat tersebut dikenalkan oleh sesepuh kampung adat bernama Ma Empuh tahun 1658 silam dan dilanjutkan oleh turun temurunnya, termasuk Abah Anom (Wisma/detikTravel)

Upacara adat ini digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Sejak dilakukan 360 tahun yang lalu, upacara adat ini terus dilakukan setiap menutup dan membuka tahun (Wisma/detikTravel)

Tidak hanya warga Kampung Adat Cikondang, upacara adat itu juga dinantikan oleh warga lainnya yang ingin menyaksikan upacara ini (Wisma/detikTravel)

Pada pukul 13.00 WIB, hadir puluhan warga sekitar hingga wisatawan. Ini prosesi pembersihan pusaka (Wisma/detikTravel)

Makanan yang disajikan, di antaranya tumpeng, sup sayur ayam kampung, tumis kentang, gorengan kasreng, goreng oncom, asin pepetek, krupuk kemplang bereum dan cabe gendot bumbu tersaji untuk para tamu (Wisma/detikTravel)

Upacara adat itu ditutup dengan acara makan bersama sekitar pukul 15.30 WIB atau sebelum Salat Ashar (Wisma/detikTravel)

Rujak Suro menjadi makanan yang dinantikan oleh warga. Disajikan ke dalam gelas seng dan sendok plastik, makanan manis dan segar di mulut itu disajikan sebagai hidangan penutup (Wisma/detikTravel)