Alberobello - Desa kurcaci bukanlah khayalan. Inilah Kota Alberobello, pemukiman dari abad ke-14 yang rumahnya imut-imut mirip negeri dongeng dari Italia.
Foto: Desa Kurcaci yang Jadi Situs UNESCO

Deretan rumah imut berwarna putih menjadi pemandangan utama di Desa Alberobello, Italia Bagai muncul dari buku-buku dongeng, Alberobello mendapat julukan Desa Kurcaci. (iStock)
Pada abad ke-14, seorang tuan tanah merambah hutan di kawasan ini dan menjadikannya perkebunan. Tuan tanah ini, membawa pekerja-pekerja dan membangun rumah-rumah sementara untuk tinggal di perkebunan ini. (iStock)
Rumah-rumah ini hanya dibangun dari susunan batu kapur tanpa perekat semen. Sehingga si tuan tanah bisa bebas dari pajak yang tinggi. (iStock)
Saat itu, rumah dengan bangunan tetap akan dikenakan pajak yang mahal. Sehingga saat orang pemerintahan datang, rumah-rumah ini bisa dihancurkan dengan mudah. (iStock)
Di abad ke-18 Alberobello memiliki populasi 3.500 jiwa. Pada tahun 1797, Alberobello bukan lagi kawasan perkebunan tapi kota kecil. (iStock)
Kini Kota Alberobello memiliki lebih dari 1.500 trulo atau rumah kerucut. Karena menjaga tradisi, Alberobello masuk dalam situs warisan dunia UNESCO. (iStock)
Kini trullo dibuat bangunan tinggal yang permanen. Dinding trullo dibuat dengan ketebalan 0,8-2,7 meter. Sehingga temperatur ruangan relatif tetap. (iStock)
Karena berbentuk bulat dan beratap kerucut, hanya ada 1 ruangan di tiap trulli. Ruangan tersebut diisi oleh kasur, perapian, dan perabotan rumah lainnya. Kecil, namun nyaman. Paling besar hanya bisa sampai 2 lantai. (iStock)
Tanpa mengganggu ketenangan warganya, Alberobello dibagi menjadi dua bagian, Rione Monti dan Aia Picola. Rione monti adalah kawasan wisata yang ramai traveler. Sedangkan kawasan Aia picola, adalah kawasan perumahan yang relatif tenang dan sepi. (iStock)
Yang unik, tiap atap trullo akan memiliki simbol kepercayaan yang dianut oleh penghuninya. Namun kota ini tetap damai karena mencintai keberagaman. (iStock)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar