Tokyo - Jepang begitu membuat turis nyaman. Bahkan, supir taksinya saja begitu rapi penampilannya dan pelatihan khususnya.
Foto: Rapi Banget Supir Taksi Jepang

Norihito Arima, usianya 33 tahun dan bekerja di salah satu perusahaan taksi terbesar di Jepang, Nihon Kotsu. Dia menceritakan kesahariannya menjadi supir taksi (AP)
Dia (serta hampir seluruh supir taksi di Jepang) menyetir taksinya dengan memakai jas, dasi, hingga sarung tangan putih. Bahkan, ada aturan khusus dari perusahaan taksi kepada supirnya perihal penampilan (AP)
Supir taksi tidak boleh memiliki tato, tidak boleh memakai kacamata hitam, rambut harus dicukur rapi, sampai menjalani tes alkohol sebelum bertugas (AP)
Norihito dan supir taksi lainnya pun mendapat pelatihan mengenai rute-rute jalanan di kota, jalur alternatif, serta jam-jam rawan kemacetan (AP)
Saat di jalan, supir taksi di Jepang pun masih sering membuka peta untuk mengetahui jalur-jalur perjalanan (AP)
Supir taksi di Jepang biasa makan di dalam taksinya. Meski begitu, mereka memperhatikan betul kebersihan di dalam taksi (AP)
Masalah bagi supir taksi di Jepang adalah penumpang mabuk dan muntah. Bagi perusahaan taksi, hal itu bukan masalah dan para supirnya pun memilih untuk membersihkan muntahannya (AP)
Masyarakat Jepang pun bangga dengan taksinya. Supir taksi di Jepang memegang prinsip 'Omotenashi', yang artinya adalah keramahan dan menawarkan perhatian tanpa pamrih (AP)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia