Roraima - Pedalaman Hutan Amazon menyimpan banyak hal yang menarik untuk dibahas. Yang satu ini datang dari hutan Brasil yang punya suku pedalaman nomaden.
Potret Suku Pedalaman yang 'Suka Berhalusinasi'

Yanomami adalah suku pedalaman yang tinggal di lembah Sungai Orinoco di selatan Venezuale. Karena bersifat nomaden, suku Yanomami juga menyebar hingga ke utara Brasil, Roraima.(Claudia Andujar/BBC)
Penampilan suku ini cukup mencolok. Orang-orang Yanomami akan menindik wajah mereka dengan kayu sejak dari kecil. Hiasan kepala dari bunga dan cat berwarna merah tua dicoretkan di sekujur tubuh mereka. (Claudia Andujar/BBC)
Seperti halnya suku pedalaman, Yanomami akan bermigrasi dengan keadaaan tertentu. Biasanya mereka pindah karena ada wabah penyakit atau pemimpin penting yang meninggal. (Claudia Andujar/BBC)
Malocas berbentuk melingkar dengan lapangan di tengah rumah. Rumah ini bisa dihuni sampai 4.00 orang. Mereka tidur dengan menggunakan daun kering sebagaiΒ hammock. (Claudia Andujar/BBC)
Jika bermigrasi, mereka akan meninggalkan jejak dengan membakar Malocas atau rumah utama. Dengan ini mereka berharap, wabah penyakit atau kutukan yang datang kepada mereka ikut terbakar dan menghilang. (Claudia Andujar/BBC)
Hal ini juga berlaku dengan anggota keluarga yang meninggal. Mereka akan dibakar dengan menggunakan kayu dan dedaunan.Β (Claudia Andujar/BBC)
Layaknya suku dipedalaman, Yanomami memiliki dukun yang berperan penting dalam tiap aspek kehidupan mereka. Dalam beberapa ritual, mereka menggunakan yakoana. Yakoana adalah bubuk yang diekstrak dari pohon virola dan menyebabkan halusinasi. (Claudia Andujar/BBC)
Kini jumlah suku ini berjumlah sekitar 38.000 jiwa. Kebanyakan dari mereka meninggal karena wabah penyakit yang datang dari penambang liar yang masuk ke tanah mereka. (Claudia Andujar/BBC)
Para wanita akan memakai hiasan kepala dari bunga. (Claudia Andujar/BBC)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?