Kawanan Jakal Saba Kota di Tel Aviv

Giliran Jakal yang Turun Gunung, Jalan-jalan di Kota Tel Aviv

Lockdown di sejumlah negara telah membawa kebebasan bagi para satwa, termasuk kawanan jakal yang kini bisa bermain di Kota Tel Aviv, Israel. (Foto: Oded Bality/AP)

Setelah sebelumnya ada kawanan monyet yang mencari makan di jalanan India, lalu singa-singa yang tidur pulas di jalanan Afrika Selatan, sekarang ada juga jakal yang bermain di taman di Kota Tel Aviv, Israel. (Foto: Oded Bality/AP)

Kawanan jakal terlihat asyik menikmati Taman Hayarkon saat manusia harus berdiam di rumah mereka karena Israel yang sedang lockdown. (Foto: Oded Bality/AP)

Taman yang biasanya dipenuhi oleh orang-orang yang berolahraga, piknik, atau berjemur itu saat ini memang telah kosong. Sebagai gantinya, para jakal yang mengambil alih. (Foto: Oded Bality/AP)

Jakal sendiri adalah anjing hutan yang berbulu kuning yang terdapat di Afrika dan Asia. (Foto: Oded Bality/AP)

Para jakal ini diketahui datang ke kota sebelum malam tiba. Setibanya di taman mereka tampak bergembira. Mereka merebahkan diri di rerumputan taman atau saling berkejaran. (Foto: Oded Bality/AP)

Akan tetapi menurut Direktur Departemen Kedokteran Hewan Tel Aviv, Zvi Galin, para jakal ini sebenarnya sedang mencari makanan. Ia mengatakan, jakal biasanya hidup di tepi taman dan hidup dari sisa makanan yang ditinggalkan pengunjung taman. (Foto: Oded Bality/AP)

Galin memperkirakan ada sekitar 100 jakal yang tinggal di Taman Hayarkon. Ia juga menjelaskan sebenarnya jakal ini takut pada manusia dan cenderung menjaga jarak. (Foto: Oded Bality/AP)

Namun baru-baru ini, Galin menceritakan ada orang-orang yang mendekati para jakal ini dan memberikan mereka makanan. Jakal-jakal pun segera berkumpul dan melahap makanan tersebut. (Foto: Oded Bality/AP)

Melihat situasi ini, Galin memperingatkan sebaiknya orang-orang tak secara intens memberikan jakal makan sebab dikhawatirkan jakal akan menjadi terbiasa bergaul dengan manusia. Apabila jakal itu tak lagi diberikan makan, mereka akan agresif pada manusia. (Foto: Oded Bality/AP)