Saat Pantai Melasti Sepi

Penjaga loket tiket pantai Melasti. Tim detikcom mengunjungi destinasi ini di awal Agustus lalu dan di hari kerja, tepatnya di Rabu (5/8/2020).

Beberapa hari lalu, di kala libur long weekend, tersiar pemberitaan bahwa pantai Melasti mulai dipadati wisatawan kembali.

Untuk diketahui, di masa pandemi COVID-19 ini, semua destinasi wisata di Bali yang di dalamnya meliputi kafe, restoran yang didatangi tim detikcom telah menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.

Pantai Melasti dilihat dari atas tebing. Hingga saat ini yang berkunjung kebanyakan masih warga lokal. Jumlahnya sekitar 600-700 orang per hari (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Sebelum pandemi, pantai Melasti bisa dikunjungi lebih dari 2.000 orang per hari. Perlu waktu bertahun-tahun untuk mengeruk jalan meliuk membentuk lorong yang dimulai pada tahun 2010 dan baru pada Agustus 2018, destinasi ini mulai dikelola desa adat Ungasan. (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Pantai Melasti tergolong destinasi yang cantik. Tak heran bila ingin foto pra wedding harus menebus hingga Rp 500 ribu, belum termasuk fasilitas tambahan.

Pantai Melasti sering dijadikan tempat untuk sembahyang bagi umat Hindu. Namanya sendiri adalah upacara pensucian diri menyambut hari raya Nyepi.

Pantai Melasti berdekatan dengan pantai tebing di Pura Luhur Uluwatu. Bedanya, di Melasti ini kita dapat berjemur di pasir putihnya di bagian ujung dan bermain air di ujung-ujungnya.

Pantai Melasti melewati proses panjang sebelum terlihat seperti sekarang.

Para bule sedang berjemur di pantai Melasti di masa pandemi.

Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai air kehidupan (tirta amerta). Pantai ini sangat ramai saat ada upacara itu, sejak dulu.

Pantai Melasti terbilang apik fasilitas dan penataannya. Ada toilet yang bersih dan dijaga, juga ada tempat bilas air tawar di ujung pantai di dekat lapak para penjual makanan.