Tokyo - Hafu, kata dalam Bahasa Jepang yang berarti setengah dalam Bahasa Indonesia. Sebutan ini mengacu pada orang-orang yang secara etnis berdarah setengah Jepang.
Potret Hafu, Para Blasteran Jepang dan Cerita di Belakangnya

Namun kini, kata hafuΒ lebih sering digunakan untuk orang multietnis pada umumnya di Jepang. Para blasteran itu masih sering terpinggirkan dan merasa asing di negerinya sendiri.
Jepang adalah negara homogen berdasar angka resmi, menurut sensus yang dilakukan pada 2018 dengan 98 persen orang yang tinggal di sana sebagai pribumi. Ini Veronika Nomura, berayah Jepang dan ibu dari Rusia.
Para hafu,Β orang dengan rupa berbeda akan lebih menarik perhatian. Dalam beberapa kasus, itu bukanlah hal yang buruk meski hanya ada sedikit ejekan rasis. Namun, orang-orang yang mengatakan dia adalah Jepang malah membuatnya merasa berbeda. Ini Tetsuro Miyazaki, blasteran Jepang-Belgia.
Hafu, identitas ras campuran memiliki sejarah yang kompleks di Jepang, dimulai antara tahun 1639-1853. Ini Nana Darweeesh, blasteran Jepang dan Irak.
Sebelum ada hafu, ada istilah berkonotasi negatif, yakniΒ ainoko berarti hibrida,Β digunakan untuk menggambarkan anak-anak yang lahir dari orang tua Jepang dan orang asing. Ini Kevin Ryoma, lahir di Prancis, berayah Kamboja dan ibu dari Jepang.
Kata hafu tidak memiliki konotasi negatifΒ dan bahkan digunakan sebagai nilai jual untuk suatu industri hiburan atau tata rias. Namun kesan rasisΒ tetap diterima oleh David Yano ini, blasteran Jepang dan Ghana.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!