Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Foto Travel

Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan

amanda rachmadita - detikTravel
Minggu, 25 Apr 2021 10:05 WIB

Surabaya - Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Salah satunya memotret beragam bangunan bersejarah lewat kamera instan. Seperti apa potretnya?

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Bangunan lawas dan bersejarah memang selalu menjadi magnet bagi para pecinta fotografi. Nilai historis yang ada di bangunan lawas dan bersejarah pun menarik untuk diketahui, salah satunya adalah Museum W.R Soepratman yang ada di kawasan Tambaksari, Kota Surabaya, Jawa Timur. Sebelum dialihfungsi menjadi museum, bangunan itu diketahui merupakan rumah sang pencipta lagu Indonesia Raya. Di depan rumah tersebut terdapat patung W.R Soepratman tengah memainkan biola.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Surabaya terkenal dengan beragam bangunan lawas dan bersejarah yang masih bisa ditemukan keberadaannya hingga saat ini. Salah satunya adalah Gedung De Javasche Bank. Bangunan yang berdiri sejak tahun 1829 itu pernah dialihfungsikan menjadi Bank Indonesia pada tahun 1953 silam. Bangunan itu pun kini menjadi salah satu bangunan cagar budaya yang ada di Surabaya.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Jembatan Merah jadi salah satu bangunan ikonik yang hingga kini masih bisa ditemukan di Kota Pahlawan tersebut. Tak hanya menjadi saksi pertempuran 10 November 1945, jembatan ini dulunya merupakan penghubung kawasan Eropa dengan kawasan pecinan di Surabaya. Deretan bangunan lawas pun masih dapat terlihat di area Jalan Jembatan Merah, salah satunya adalah bangunan lawas ini yang hingga kini masih dapat ditemui keberadaannya di sisi Jalan Jembatan Merah.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Penampakan Balai Pemuda saat dipotret dengan kamera instan di malam hari. Gedung Balai Pemuda diketahui dibangun pada tahun 1907 dan dijadikan sebagai pusat rekreasi bagi orang-orang Belanda di masa kolonial Hindia-Belanda. Tak jarang orang-orang Belanda datang ke gedung tersebut untuk menghadiri pesta, berdansa maupun bermain bowling. Bangunan yang dulu disebut De Simpangsche Societet ini dibangun Westmaes, salah seorang arsitek yang terkenal di Surabaya pada saat itu. Bentuk kubah sebagai atap adalah ciri aliran gothic. Gevel dan bracket yang membungkus kubah tersebut adalah warisan gaya vernakuler Belanda, sedangkan alur horizontal pada dinding kerap muncul pada aliran Renaissance. Wetmaes rupanya memilih gaya eklektisme untuk merancang bangunan Simpangsche Societeit ini.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Penampakan Hotel Majapahit Surabaya, salah satu bangunan bersejarah paling populer di Kota Surabaya. Hotel yang berada di kawasan Tunjungan ini dikenal memiliki beragam nama. Pada zaman kolonial hotel ini bernama Hotel Oranje, kemudian di masa kependudukan Jepang nama hotel ini diubah menjadi Hotel Yamato. Setelah Indonesia merdeka Hotel Yamato berganti nama menjadi Hotel Majapahit Surabaya.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Pembangunan Hotel Majapahit ini diprakasai LM. Sarkeis, pengusaha berkebangsaan Armenia dan diresmikan pada tahun 1912 dengan nama hotel Oranje. Selain dikenal sebagai salah satu hotel megah nan mewah, Hotel Majapahit turut menjadi saksi perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajah. Pada 19 September 1945, arek-arek Suroboyo dengan gagah berani memanjat Hotel Oranje yang di masa kependudukan Jepang bernama Hotel Yamato. Mereka merobek bendera Belanda, merah putih biru, sehingga menjadi bendera Merah Putih. Aksi itu menjadi awal dari peristiwa 10 November 1945 yang kemudian dikenal dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Salah satu bangunan lawas dan bersejarah lain yang dapat ditemui di Kota Pahlawan adalah Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria atau dikenal pula dengan nama Gereja Kepanjen. Dibangun pada tahun 1899, Gereja Kepanjen pun disebut sebagai salah satu gereja tertua di Surabaya. Mengusung gaya arsitektur khas Eropa, salah satu gereja tertua di Jawa Timur juga dapat ditemukan di kawasan Malang, dibangun pada tahun 1905 Gereja Kayu Tangan disebut sebagai gereja Katolik tertua di Malang.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Tak jauh dari Gereja Kapanjen ada pula sebuah bangunan lawas dan bersejarah yang tak boleh dilewatkan untuk dikunjungi saat plesir ke Surabaya. Bangunan itu adalah Kantor Pos Surabaya yang berada di Jalan Kebon Rojo. Bangunan yang didirikan pada awal tahun 1800 ini diketahui telah beberapa kali mengalami alihfungsi, mulai dari menjadi tempat tinggal Bupati Surabaya, gedung sekolah Hogere Burger School (HBS) yang setara SMP plus SMU dan menjadi tempat Presiden Soekarno menempuh pendidikan, hingga kini dialihfungsikan menjadi Kantor Pos Besar.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Penampakan tampak depan Gedung De Javasche Bank yang berada di Jalan Garuda No.1, Krembangan Sel, Surabaya. Sebelum dialihfungsi menjadi museum, bangunan yang mengusung gaya arsitektur konservatif neo renaissance ini difungsikan sebagai cabang De Javasche Bank Jakarta pada tahun 1829. Seiring dengan upaya nasionalisasi perusahaan Belanda pascakemerdekaan Indonesia, De Javasche Bank pun kemudian dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia pada tahun 1953.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Dibangun sejak pertengahan tahun 1800-an, Toko Buku Peneleh menjadi salah satu toko buku tertua di Surabaya. Toko buku yang diketahui milik keluarga Abdul Latief Zein itu pun menjadi tempat kesukaan Presiden Soekarno saat belia dan masih menuntut ilmu di Kota Pahlawan. Di sana, Soekarno belajar mengenai nasionalisme dan pergerakan Islam yang kemudian menjadi bekal dirinya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Penampakan salah satu bangunan lawas yang ada di kawasan Tunjungan, Surabaya. Kawasan Tunjungan dikenal sebagai kawasan bisnis elite di masa kolonial Belanda. Ada beragam toko, kantor, dan hotel berdiri di sepanjang jalan kawasan itu dari zaman Belanda hingga saat ini. Di masa kolonial Belanda ada sejumlah toko, kantor, hingga hotel terkenal yang beroperasi di kawasan Tunjungan, di antaranya Hotel Oranje yang kini menjadi Hotel Majapahit Surabaya, Gedung Siola yang dahulu menjadi pusat grosir terlengkap di bawah merek dagang grosir Whiteaway Laidlaw and Co. dan kini menjadi Museum Surabaya, serta bangunan bersejarah yang terkenal dengan sebutan Monumen Pers Perjuangan Surabaya yang diketahui menjadi saksi perjuangan para jurnalis dalam menyebarluaskan informasi mengenai kemerdekaan Indonesia.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Penampakan aktivitas warga di kawasan kota lama Surabaya dipotret dari kamera instan. Kawasan tersebut jadi salah satu pusat perniagaan yang tak pernah sepi dari aktivitas warga. Sejumlah bangunan lawas pun dapat ditemukan di sejumlah jalan yang berada di kawasan kota lama Surabaya, mulai dari Jalan Slompretan, Jalan Bongkaran, hingga Jalan Kopi. Tak sedikit pula bangunan lawas di jalan-jalan tersebut yang masih digunakan sebagai tempat perdagangan.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Kedai es krim Zangrandi diketahui sudah berdiri sejak tahun 1930-an. Kedai es krim yang dirintis oleh Roberto Zangrandi, seorang Italia yang tinggal di Hindia Belanda ini pun jadi salah satu ikon kuliner legendaris di Kota Pahlawan. Pada tahun 1960, keluarga Zangrandi kembali ke negara asalnya, kedai es krim mereka pun kemudian dibeli oleh Adi Tanumulia. Keluarga Tanumulia selanjutnya meneruskan usaha kedai es krim Zangrandi tersebut. Ciri khas es krim Zangrandi adalah dibuat dengan bahan-bahan alami tanpa perasa buatan dan homemade, inilah yang menjadi salah satu alasan es krim tersebut disukai lintas generasi dan dapat bertahan hingga kini.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Tak sedikit bangunan lawas di kawasan Surabaya yang dialihfungsi menjadi toko, kantor, hingga penginapan. Salah satunya adalah hotel yang berada di Jalan Slompretan ini yang sebelum dialifungsi menjadi hotel bergaya heritage merupakan pabrik korek api yang berdiri sejak tahun 1928.

Beragam cara dilakukan insan fotografi dalam mengabadikan momen. Seperti yang dilakukan Manda merekam Kota Pahlawan lewat kamera instan.

Penampakan sejumlah bangunan lawas dan bersejarah di Kota Surabaya, di antaranya Gedung Bank Mandiri Surabaya yang dibangun sekitar tahun 1913 dan dulunya bernama Gedung Lindeteves. Di masa kependudukan Jepang, bangunan ini diketahui sempat dijadikan gudang peralatan perang Jepang. Selain Gedung Bank Mandiri, ada pula gedung lawas lain yang kini dialihfungsikan menjadi kantor bank yakni gedung Netherlands Spaarbank yang memiliki arti bahasa Indonesia Bank Tabungan Manfaat Umum. Dibangun pada tahun 1914 gedung Netherlands Spaarbank pun termasuk sebagai salah satu bangunan cagar budaya di Kota Pahlawan. Terakhir yang tak kalah populer adalah Gedung Cerutu. Gedung yang dibangun pada tahun 1916 ini merupakan kantor perusahaan gula. Gaya arsitekturnya yang unik terlebih di bagian menara di atas gedung yang berbentuk seperti cerutu berwarna merah membuat bangunan itu terkenal dengan sebutan Gedung Cerutu.

Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Memotret Sisi Lain Kota Pahlawan Lewat Kamera Instan
Hide Ads