HUT DKI Jakarta, Ini 10 Landmark Ikonik di Ibu Kota

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Foto Travel

HUT DKI Jakarta, Ini 10 Landmark Ikonik di Ibu Kota

Dok. Detikcom - detikTravel
Selasa, 22 Jun 2021 14:27 WIB

Jakarta - Pada tanggal 22 Juni Jakarta memasuki usia 494 tahun. Sebagai pusat bisnis dan pemerintahan, ada beragam bangunan ikonik yang jadi ciri khas Ibu Kota. Apa saja?

HUT DKI Jakarta Ke-494, Ini Filosofi Tema dan Logo

Monas atau Monumen Nasional dikenal sebagai salah satu ikon Kota Jakarta. Dirancang oleh arsitek kenamaan Indonesia, Soedarsono, dan Prof. Dr. Ir. Roosseno sebagai penasihat konstruksi, arsitektur Monas mengandung banyak lambang khas budaya Indonesia seperti bentuk tugu yang menjulang tinggi melambangkan lingga dan pelataran cawan yang memiliki arti yoni. Lingga dan yoni juga melambangkan positif dan negatif, seperti pria dan wanita, air dan api, siang dan malam, atau langit dan bumi sebagai lambang alam yang abadi. Tak hanya itu, tugu api di puncak Monas pun menjadi lambang tekad bangsa Indonesia untuk berjuang yang tidak akan pernah surut. Rifkianto Nugroho/detikcom.

Selamat Datang Monument (Selamat Datang is Indonesian for

Selanjutnya ada Monumen Selamat Datang yang berada di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Jelang pelaksanaan Asian Games 1962 di Jakarta, Indonesia pun bersolek untuk menyambut para tamu undangan. Salah satu landmark yang dibangun di Ibu Kota saat itu adalah Monumen Selamat Datang yang dirancang oleh Henk Ngantung yang merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada saat itu. Proses pembuatan monumen ini pun dipimpin oleh pematung kebanggaan Indonesia yakni Edhi Sunarso dengan waktu pembuatan mencapai 1 tahun. Monumen Selamat Datang pun kemudian diresmikan Presiden Soekarno pada tahun 1962. Dok iStock.

Stadion Utama Gelora Bung Karno telah selesai direnovasi. Begini penampakannya dari atas, Jumat (12/1/2018).

Stadion Utama Gelora Bung Karno pertama kali diresmikan oleh Presiden Sukarno pada 21 Juli 1962 untuk Asian Games IV. Saat merancang Stadion, Presiden Sukarno terinspirasi kemegahan bangunan Stadion Pusat Lenin di Moskow, Uni Soviet. Pembangunan stadion ini melibatkan sekitar 40 sarjana teknik dari Indonesia yang memimpin sekitar 12.000 pekerja sipil dan militer yang bekerja selama tiga shift siang dan malam. Semuanya didampingi langsung oleh tenaga ahli dari Uni Soviet, Hongaria, Swiss, Jepang, Prancis, dan Jerman. Muhammad Abdurrosyid/Detikcom.

Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah sudah dibuka kembali, Sabtu (20/6/2020). Protokol kesehatan sangat ketat diberlakukan.

Museum Fatahillah juga jadi salah satu landmark populer di Jakarta. Diresmikan pada tahun 1710, sebelum menjadi museum bangunan ini sempat difungsikan sebagai Balai Kota di masa kolonial Belanda hingga kantor pengumpulan logistik Dai Nippon di masa kependudukan Jepang. Pada tahun 1974 bangunan bersejarah ini diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta. Tripa Ramadhan/Detikcom.

Masjid Istiqlal.

Masjid Istiqlal dikenal sebagai salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara. Dibangun pada tahun 1961, Masjid Istiqlal didesain oleh oleh Friedrich Silaban. Diketahui, nama Istiqlal diambil dari bahasa Arab yang berarti merdeka. Andhika Prasetia/Detikcom.

Gereja Katedral Jakarta

Katedral Jakarta yang berada di seberang Masjid Istiqlal juga tersohor sebagai salah satu landmark populer di kawasan Ibu Kota. Gereja Katedral dibangun sebagai tempat ibadah untuk umat Katolik di Batavia pada masa kolonial Belanda. Gereja Katedral Jakarta memiliki nama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga, De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming. Gedung gereja ini diresmikan pada 1901 dan dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari Eropa. Ari Saputra/Detikcom.

Fenomena langit biru Jakarta menarik atensi masyarakat. Hari ini, kawasan Lapangan Banteng tampak semakin mempesona dengan pemandangan langit biru Jakarta.

Lapangan Banteng turut jadi salah satu landmark yang ikonik di Ibu Kota. Di masa kolonial Belanda, lapangan ini dikenal dengan nama Waterlooplein. Dinilai terlalu identik dengan negara Belanda, di era kemerdekaan Soekarno pun berinisiatif merubah nama lapangan ini menjadi banteng, yang dianggap mewakili karakter masyarakat Indonesia. Selanjutnya untuk menggantikan tugu singa yang terdapat di lapangan ini, Sukarno mendirikan tugu peringatan pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda. Patung yang berbentuk orang mengangkat tangan dan terbebas dari jeratan rantai tersebut ternyata modelnya adalah Soekarno. Pradita Utama/Detikcom.

Patung dirgantara atau yang lebih dikenal dengan patung pancoran, Jakarta Selatan (23/8/2014) dibersihkan. Patung setinggi 38 meter itu, (11 meter patung, 27 meter kaki) itu kini sudah mulai tampak bersih.

Kehadiran Patung Dirgantara tak dapat dilepaskan dari sosok Presiden Sukarno. Presiden pertama Indonesia itu diketahui menjadi inisiator hadirnya Patung Dirgantara yang berada di kawasan Pancoran tersebut. Diinisiasi Sukarno pada tahun 1964, patung ini diketahui terinspirasi akan kekaguman Sukarno pada sosok astronot dari Rusia yang berhasil terbang ke luar angkasa. Harapannya, dapat menjadi contoh untuk bangsa Indonesia kelak. Sukarno pun meminta tolong pada maestro perupa sekaligus karibnya, Edhi Sunarso. Sesuai keinginan Sukarno, Edhi pun merancang sebuah patung dengan sosok pria gagah yang seakan tengah terbang dengan tangan kanannya. Filosofinya, patung itu dibuat menghadap ke arah bandara pertama Indonesia di Kemayoran. Fakta menarik, patung ini dibangun langsung dengan menggunakan pendanaan dari kantong pribadi Sukarno. Pengerjaannya pun dilakukan di studio Edhi di Yogyakarta, sebelum akhirnya dibawa dan dipasang di lokasi. Hasan Alhabshy.

Presiden Jokowi mengambil alih pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dari yayasan keluarga Soeharto kembali ke negara.

Taman Mini Indonesia Indah digagas pada tahun 1971 oleh Siti Hartinah alias Bu Tien, istri dari Presiden Soeharto. Ide pembangunan TMII itu didapatnya setelah mengunjungi kawasan wisata Timland di Thailand, dan juga Disneyland di Amerika Serikat (AS).Β  Bu Tien melalui Yayasan Harapan Kita yang diketuainya menggagas pembangunan proyek kawasan wisata dengan tema miniatur Indonesia. Pada tanggal 29 November 1971, melalui tim khusus rencana induk proyek TMII, biaya pembangunan diperkirakan sebesar Rp 10,5 miliar. Pembangunan pun dibagi menjadi dua tahap, pertama dalam jangka waktu 2-3 tahun, dan kedua 4-5 tahun. Dalam waktu kurang dari 3 tahun pembangunan Miniatur Indonesia tahap pertama selesai, yang menelan biaya sekitar Rp 4,5 miliar. Pada 20 April 1975, TMII pun diresmikan oleh Presiden Soeharto, dan dibuka untuk publik. Grandyos Zafna/Detikcom.

Sejumlah kendaraan melintasi Jembatan Simpang Susun Semanggi di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (28/7). Pemprov DKI telah melakukan

Simpang Susun Semanggi juga jadi salah satu landmark ikonik di Kota Jakarta. Diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2017 bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia, Simpang Susun Semanggi merupakan proyek Pemprov DKI Jakarta yang dibangun ketika masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Proyek Simpang Susun Semanggi menghabiskan dana Rp 345,067 miliar. Proyek ini dibiayai dari dana kompensasi atas kelebihan koefisien luas bangunan (KLB) dari PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang, Mori Building Company. Rivan Awal/Antara.

HUT DKI Jakarta, Ini 10 Landmark Ikonik di Ibu Kota
HUT DKI Jakarta, Ini 10 Landmark Ikonik di Ibu Kota
HUT DKI Jakarta, Ini 10 Landmark Ikonik di Ibu Kota
HUT DKI Jakarta, Ini 10 Landmark Ikonik di Ibu Kota
HUT DKI Jakarta, Ini 10 Landmark Ikonik di Ibu Kota
HUT DKI Jakarta, Ini 10 Landmark Ikonik di Ibu Kota
HUT DKI Jakarta, Ini 10 Landmark Ikonik di Ibu Kota
HUT DKI Jakarta, Ini 10 Landmark Ikonik di Ibu Kota
HUT DKI Jakarta, Ini 10 Landmark Ikonik di Ibu Kota
HUT DKI Jakarta, Ini 10 Landmark Ikonik di Ibu Kota
Hide Ads