Jakarta - Kawasan hutan Mangrove atau hutan pantai memberikan manfaat tidak hanya bagi biota laut, namun juga kehidupan manusia di daratan.
Picture Story
Menyusuri Hutan Penjaga Pantai Utara Jakarta

Mengarungi perjalanan ke pesisir kota Jakarta tidak melulu bercerita soal kehidupan masyarakatnya saja. Di lokasi tersebut juga dihidupi oleh berbagai jenis flora dan fauna yang menjadi ekosistem pelindung daratan ibu kota.
Kawasan pinggiran kota yang dahulu dikenal sebagai pusat pemerintahan kini tak lagi sama seperti era sebelumnya. Berbagai perubahan tata ruang dan fungsi lahan konon menjadi faktor di mana potensi kekayaaan alam mulai berkurang.
Sebut saja keberadaan kawasan hutan Mangrove atau hutan pantai yang tumbuh kembang dengan berbagai jenis di pesisir Jakarta. Keberadaannya memberikan manfaat tidak hanya bagi biota laut, namun juga kehidupan manusia di daratan. Salah satunya adalah sebagai benteng pertahanan daratan jika ada gelombang laut yang datang.
Setidaknya ada tiga jenis hutan mangrove yang tumbuh di peisisir Jakarta, antara lain, hutan bakau (Rhizophora), Api-api (Avicennia) dan Pidada (Sonneratia caseolaris).
Ketiganya tumbuh dan tersebar dibeberapa lokasi seperti Suaka Margasatwa Muara Angke, Hutan Lindung Angke-Kapuk, Hutan Lindung, Taman Arobaratorium, dan Taman Wisata Alam Angke.
Semuanya merupakan kawasan lindung dan dijaga supaya keberadaan ekosistem hutan mangrove tetap terjaga. Kawasan ekosistem hutan mangrove menjadi salah satu potensi kekayaan alam yang harus tetap ada dan dijaga keberlangsungan hidupnya karena memberikan manfaat bagi makhluk hidup di sekitarnya, terutama bagi satwa yang hidup bergantung akan keberadaannya seperti jenis burung-burung air, Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), reptil dan amfibi serta berbagai jenis serangga.
Berbagai upaya untuk terus melestarikannya tetap bergulir hingga sekarang. Di sisi lain, ancaman akan keberadaan kawasan ekosistem hutan pantai ini juga harus menjadi perhatian, terutama adanya perubahan alih fungsi lahan yang merubah fungsi kawasan ekosistem menjadi tempat hunian atau kawasan bisnis. Selain itu keberdaaan sampah yang sampai saat ini masih terlihat di sekitar kawasan hutan mangrove yang dapat menganggu proses keberlangsungan hidupnya.
Tidak ada salahnya bagi kalian yang ingin menikmati jalan-jalan ke pesisir Jakarta, cobalah bermain ke kawasan ekosistem hutan mangrove yang ada di sana. Kalian bisa mengunjungi sambil belajar untuk bisa berbuat sesuatu untuk turut serta menjaga kelestariannya.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!