Banjarnegara - Setiap tahun, digelar acara ritual cukur rambut anak gimbal di Dieng. Di ritual yang sakral ini, semua permintaan sang anak gimbal harus dituruti. Seperti apa?
Ritual Cukur Anak Gimbal Dieng yang Sakral, Permintaannya Harus Dituruti

Ritual tahunan cukur rambut anak berambut gimbal di Dieng ini dibalut dalam acara Dieng Culture Festival. Tahun ini, penyelenggaraannya agak berbeda karena masih dalam situasi pandemi. (Uje Hartono/detikTravel)
Tahun ini, ritual berlangsung sederhana tanpa ada acara Jazz di Atas Awan dan pesta lampion. Namun acara tetap berlangsung dengan khidmat. (Uje Hartono/detikTravel)
Tahun ini ada lima anak berambut gimbal yang diruwat dalam acara Dieng Culture Festival (DCF). Sebelum dicukur mereka mengajukan sejumlah permintaan unik yang harus dituruti. (Ue Hartono/detikTravel)
Misalnya saja permintaan unik bocah berambut gimbal bernama Alwi Arobil Fahad. Bocah 7 tahun asal Kepil, Kabupaten Wonosobo itu meminta menonton kesenian rewo-rewo. Saat ritual cukur rambut gimbal, dua penari rewo-rewo pun menemaninya.
Lain lagi dengan permintaan unik Noor Assyifa Aulia Putri. Permintaan polos anak dari pasangan Dimas Ananta dan Nur Ari Winarsih hanya meminta jajan cokelat. Meski terlihat aktif, bocah 3 tahun ini dengan khidmat mengikuti prosesi ritual cukur rambut gimbal. (Uje Hartono/detikTravel)
Jika permintaan sang anak gimbal tidak dipenuhi, rambut gimbalnya akan tumbuh lagi meski sudah dicukur. Percaya tidak percaya, namun seperti itu kenyataannya. (Uje Hartono/detikTravel)
Orang tua anak berambut gimbal berharap, setelah mengikuti ritual di Dieng ini, rambut anaknya bisa kembali tumbuh normal. Karena di tempat mereka tinggal tidak ada anak berambut gimbal. (Uje Hartono/detikTravel)
Dua anak rambut gimbal lainnya bernama Ayumna Arviana Sakdiah dan Syaqiera Alannah Maritza, keduanya meminta sepeda dan dituruti. (Uje Hartono/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan