Sukabumi - Destinasi cantik Puncak Robin berawal dari tempat isolasi mandiri Covid. Di saat viral, tempat wisata di Palabuhanratu ini dikunjungi ribuan orang per hari.
Foto Destinasi Super Cantik, Berawal dari Tempat Isoman Covid
Perjalanan pembangunan Puncak Robin bertahap dari akhir tahun 2020 lalu. Pada bulan November destinasi sempat viral hingga didatangi 1.300 orang per hari.
Puncak Robin Sukabumi sudah berada di ketinggian sekira 300 meter di atas permukaan laut. Jadi, saat sore tiba, angin yang berhembus di sini pun terbilang dingin.
Menurut kami, inilah satu-satunya destinasi wisata di atas bukit dengan pemandangan laut dan itu terbaik. Karena, biasanya tempat demikian ada di tepi tebing pantai.
βAsal muasal nama Puncak Robin ini karena papa saya bernama Robin. Lahan ini warisan keluarga dan saya bikin dari nama dia,β kata pemilik, Pulo Pandjaitan beberapa waktu lalu.
βKita semua kena Covid sekeluarga lalu ini tempat buat istirahat. Di sini kebetulan ada lurah bilang kalau nggak dirombak jadi tempat wisata nggak jadi uang,β imbuh dia.
Mereka yang ke Puncak Robin datang bergantian dari pukul 07.00-21.00 WIB. Lalu, destinasi ini sempat tutup selama satu bulan pada bulan Juni 2021 dan menyebabkan kunjungan merosot sangat timpang.
βPerjalanan jumlah tamu merayap naik setelah sebulan. Pada Juli akhir turun drastis menjadi 50 per orang,β kata Pulo.
βTarif kamar kabinnya itu Rp 500 ribu per malam di hari biasa atau weekday dan Rp 750 ribu di saat weekend,β terang Pulo.
Selain foto berlatar laut, traveler bisa menginap di empat kamar kabin dari rencana 12 buah. Selain itu ada tempat kemping sebanyak 16 buah dan ada pula area untuk mendirikan tenda sendiri.
Kamar mandi di kamar kabin Puncak Robin.
Jadi, tiap traveler yang masuk Puncak Robin akan dikenai tiket sebesar Rp 10.000. Tarif parkir untuk motor Rp 3.000 dan mobil Rp 5.000.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan