Jakarta - Kawasan pecinan Glodok, tak hanya diisi oleh berbagai kelenteng bersejarah. Di sini juga terdapat sebuah gereja katolik yang begitu unik.
Gereja Unik Bernuansa Tionghoa di Glodok, Cagar Budaya Santa Maria de Fatima

Gereja ini bernama Santa Maria de Fatima. Nama ini didasarkan pada kisah Bunda Maria yang pernah menampakkan kehadirannya di depan tiga orang anak bernama Lucia, Yasinta, dan Francis di Kota Fatima, Portugal. Peristiwa ini digambarkan di area depan gereja melalui keberadaan patung-patung yang merekonstruksi kisah tersebut. (Rengga Sancaya/detikcom)
"Gereja ini atau tanah ini dibeli menjadi gereja tahun 1949 oleh Vatikan. Ketika di Tiongkok dikuasai oleh partai komunis, sehingga semua agama itu dilarang. Dulu, pastor meminta pertolongan pada Vatikan dan Vatikan membeli tanah di kawasan ini. Karena kesamaan kebudayaan, akhirnya mereka melakukan pelayanan dalam bahasa Mandarin," tutur Indra Diwangkara, tour guide dari Jakarta Good Guide, saat menjelajahi rute Chinatown (30/5/2022). (Rengga Sancaya/detikcom)
Karena berasal dari rumah penduduk Tionghoa, serta berada di kawasan pemukiman Tionghoa, arsitektur bangunan yang kental akan unsur Tionghoa pun dipertahankan. Hal ini dapat terlihat dengan jelas dari pemilihan warna yang didominasi merah dan kuning keemasan. Kemudian bentuk atap lengkung yang meruncing serta ornamen-ornamen ukiran kayu yang menghiasi bangunan. (Rengga Sancaya/detikcom)
Tidak hanya itu, penggambaran Bunda Maria dan Yesus di gereja ini juga sedikit berbeda dengan gereja pada umumnya. Penggambaran yang ada disesuaikan dengan kisah-kisah serta unsur Tionghoa yang ada. (Rengga Sancaya/detikcom)
Selain itu, di bagian depan bangunan utama gereja juga dijaga oleh dua patung Kilin. Kilin merupakan makhluk mitologi yang sering muncul dalam kisah dan legenda-legenda di Asia Timur. Terdapat dua kilin di gereja ini, yaitu kilin jantan dan betina. Kilin jantan ditandai dengan pose kilin yang sedang memegang bola dunia. Sedangkan kilin betina diperlihatkan sedang menggendong anak. (Rengga Sancaya/detikcom)
Gereja Santa Maria de Fatima ini masih beroperasi dengan sangat baik hingga saat ini. Pelayanan dilakukan setiap hari sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Khusus untuk jadwal Misa pada hari Minggu pukul 16.15, pelayanan akan dilakukan menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa pengantar. (Rengga Sancaya/detikcom)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?