Jakarta - Belum banyak yang tahu Desa Tritiro menyimpan kisah sejarah yang menarik untuk dikulik. Salah satunya raja pertama Kerajaan Tiro yaitu Samparaja Daeng Malaja.
Jelajah Desa BRILian
Napak Tilas Makam Raja Pertama Tiro Bulukumba

Sejumlah warga berdoa di Makam Samparaja Daeng Malaja, Desa Tritiro, Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa (31/10/2023). Belum banyak orang yang tahu kalau Desa Tritiro di Kabupaten Bulukumba menyimpan kisah sejarah yang menarik untuk diulik. Pasalnya desa ini menyimpan cerita dari raja pertama Kerajaan Tiro yaitu, Samparaja Daeng Malaja. Β
Cerita awal mula Samparaja Daeng Malaja mendirikan kerajaan juga pernah dituliskan oleh Syahriani dalam penelitiannya yang berjudul 'Kerajaan Tiro' dan dipublish pada Jurnal UIN Alauddin Makassar (2016). Β
Ia menjelaskan, mulanya Sampara Daeng Malaja adalah seseorang yang datang berlayar dari daerah Luwu, Sulawesi Selatan. Dari Luwu, Sampara Daeng Malaja berlayar menggunakan sebuah perahu dan menurunkan jangkarnya untuk berlabuh di sekitar tepian laut. Tepian laut tersebut berada di sekitar pantai yang kini dikenal dengan Pantai Sahapatu (Samboang).
Saat menginjakkan kaki di wilayah Pantai Sahapatu, Sampara Daeng Malaja merasa lokasi tersebut strategis untuk dirinya mendirikan sebuah kerajaan. Karena itulah, akhirnya ia memutuskan untuk membangun kerajaan yang diberi nama Tiro dan dikenal dengan Kerajaan Tiro
Selama masa kepemimpinannya, Samparaja Daeng Malaja diberi gelar Karaeng Sahapatu (Raja Pertama Kerajaan Tiro) dan disebut sebagai sosok pemimpin yang tegas, juga keras pada rakyatnya.
Namun, walaupun begitu, setiap harinya ia ingin terus memantau aktivitas para rakyatnya baik di darat maupun di lautan. Maka ia pun memutuskan menjadikan sebuah puncak batuan karang di tepian laut sebagai tempatnya memantau rakyat dan menikmati keindahan alam yang ada di sekitar kerajaan.
Sampai suatu ketika, Sampara Daeng Malaja berpesan kepada rakyatnya, jika ia meninggal, maka ia mau dikuburkan di dalam lubang batu. Mendapatkan pesan dari rajanya tersebut, rakyatnya pun mau tidak mau menurutinya. Cerita ini dibenarkan oleh Kepala Desa Tritiro, Saiful Amar. Saiful mengaku, sejak kecil ia sudah tidak asing dengan cerita mengenai makam Sampara Daeng Malaja tersebut.
Saiful melanjutkan proses penggalian makam di atas batu sulit untuk dilakukan. Hingga pada akhirnya, orang-orang China yang konon katanya suka berlalu-lalang melintasi kerajaan ini untuk berdagang, memberi tahu rakyat Kerajaan Tiro untuk menyiramkan air laut ke batu tersebut agar mudah digali.
Untuk datang berziarah dan melihat langsung makam Sampara Daeng Malaja, ada dua cara yang bisa ditempuh. Pertama adalah bisa berjalan kaki ketika air laut sedang surut atau naik sampan jika air laut sedang naik.
Jika memilih untuk berjalan kaki, maka persiapkan diri untuk berjalan sekitar lebih dari 1,5 Km dari bibir pantai. Atau jika air laut sedang naik, maka waktu yang diperlukan cukup 20 menit saja menggunakan perahu.
Selama perjalanan menuju makam, baik berjalan kaki maupun naik sampan, air laut yang jernih dengan biota di bawah laut siap memanjakan mata dan memberikan kesenangan tersendiri. Apalagi jika berjalan kaki, pengunjung bisa merasakan berjalan di pasir putih yang halus dan melihat lebih dekat seperti ikan-ikan kecil berenang, atau para kepiting berlarian memasuki lubang di pasir.
Sebelum melakukan perjalanan dari Pantai Sahapatu ke makam Sampara Daeng Malaja, pengunjung juga harus berkendara terlebih dahulu, kurang lebih 1,5 KM dari Balai Desa Tritiro. Setelah itu, jika air laut sedang pasang, maka mau tidak mau harus menyewa sampan seharga Rp 50 ribu untuk perjalanan bolak-balik dari Pantai Sahapatu - Makam Sampara Daeng Malaja.
Jika lelah setelah melakukan perjalanan, pengunjung juga bisa bermalam di homestay yang ada di bibir Pantai Sahapatu. Bak punya pantai pribadi, para pengunjung bisa beristirahat dengan nyaman sembari menikmati deburan ombak secara langsung yang menenangkan.
Untuk diketahui, detikcom bersama BRI tengah mengadakan program Jelajah Desa Brilian yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILiaN lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesabrilian.detik.com!
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit