Maluku Utara - Siapa yang pernah melihat langsung penampilan Tari Cakalele? Tarian ini menjadi salah satu warisan budaya tak benda dari Kepulauan Maluku.
Tapal Batas Bakti Kominfo
Terpesona Anak-anak di Timur RI Menarikan Cakalele

Melansir dari laman Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan, tarian ini biasanya ditampilkan ketika masyarakat menyambut kehadiran tamu di wilayahnya. Namun, tak sekadar menyambut tamu, ada makna dan nilai historis dibalik semua gerakan Tarian Cakalele. Tarian Cakalele juga dinilai sebagai salah satu tarian yang sakral dan melambangkan perjuangan masyarakat Maluku setelah kembali berperang memperebutkan wilayah. Karena itu, Tarian Cakalele tersebar hampir di seluruh Maluku, termasuk di Pulau Tolonuo, Halmahera Utara.
Pada beberapa waktu lalu, tim detikcom berkesempatan langsung melihat penampilan Tarian Cakalele di Pulau Tolonuo. Diiringi dengan musik gong dan tifa, ketiga penari Tarian Cakalele yang terdiri dari 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan tersebut langsung menyambut kedatangan tim di dermaga Pulau Tolonuo. Penyambutan tersebut juga terasa meriah karena warga di Pulau Tolonuo berbondong-bondong hadir untuk menyaksikan tarian tersebut.
Penggiat dan pengurus sanggar Tarian Cakalele di Pulau Tolonuo, Mukhrid Kokodaka menceritakan Tarian Cakalele di Pulau Tolonuo memang sudah ada sejak zaman dahulu. Pada saat itu, nenek dan kakek moyang di Pulau Tolonuo memang sudah sering bertarung untuk memperebutkan wilayah antar suku. Dulunya perang atau saling membunuh antar suku menjadi suatu hal yang lumrah dan menjadi suatu kebanggaan. Karena itu mereka melampiaskannya dengan menari untuk perayaan.
Gerakan-gerakan dari Tarian Cakalele biasanya terdiri dari seperti lompatan, maju menyerang, mundur dan juga menyamping. Gerakan tersebut merupakan makna dari para pejuang dalam melampiaskan rasa kemenangan dengan menari dan meloncat-loncat.
Biar Tarian Cakalele ini tidak kehilangan maknanya, Pulau Tolonuo pun memiliki sanggar untuk tarian ini. Tujuannya adalah agar Tarian Cakalele bisa tetap ada dan tidak punah. Meskipun dianggap sakral dan biasanya dilakukan oleh laki-laki dewasa, kini Tarian Cakalele juga ditarikan oleh anak-anak laki-laki dan perempuan.
Mukhrid mengatakan adapun ketiga anak yang tampil menyambut di dermaga, mereka juga anak-anak yang terpilih dan memang sudah berlatih. Lebih lanjut, gerakan-gerakan ini ada seperti lompatan, maju menyerang, mundur atau menyamping. Mereka melampiaskan rasa kemenangan dengan menari meloncat-loncat.
Saat penampilan, biasanya penari juga membawa parang salawaku, yaitu senjata tradisional masyarakat Maluku yang terdiri dari parang dan juga perisai kayu. Hal tersebut juga sebagai simbol perlawanan dan semangat perjuangan masyarakat saat berperang dulu.
Bukan hanya untuk melestarikan dan mempertahankan nilai budaya, tetapi mereka juga bisa dipersiapkan untuk ajang perlombaan Tari Cakalele di tingkat kabupaten atau tingkat provinsi. Apalagi kelompok tari di Pulau Tolonuo ini sudah pernah memenangkan kompetisi Tarian Cakalele di Kongres se-Maluku Utara pada tahun 2020.
Kini, Tarian Cakalele juga biasa dilakukan untuk menyambut tamu dalam perkawinan. Biasanya orang-orang akan mudah menghubungi sanggar melalui WhatsApp atau telepon untuk mengirimkan undangan atau meminta bantuan sanggar untuk menampilkan tarian tersebut.
Sebagai informasi kemudahan komunikasi yang ada di Pulau Tolonuo tidak terlepas dari adanya infrastruktur telekomunikasi yang dibangun oleh pemerintah melalui BAKTI Kominfo. Kini BAKTI Kominfo telah berupaya untuk mengadakan pemerataan koneksi di Halmahera Utara, khususnya Tobelo dengan membangun BTS, dan pengadaan Akses Internet (AI).
Bahkan Tobelo kini juga menjadi kota interkoneksi dari proyek Palapa Ring sehingga bisa melayani 4 kota layanan sekitar. Kehadiran infrastruktur telekomunikasi dari BAKTI Kominfo memang bertujuan untuk mengembangkan jaringan di wilayah 3T di Indonesia. Dengan begitu, diharapkan bisa membangkitkan potensi wisata, ekonomi, pendidikan, dan sektor lainnya sehingga masyarakat bisa merasakan manfaat kemudahan dari internet.
detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?