Jakarta - Ondel-ondel seolah memiliki dua wajah berbeda di Jakarta. Menjadi ikon budaya, tetapi juga berada di jalanan sebagai alat mengamen atau mengemis.
Foto Travel
Dilema Dua Wajah Ondel-ondel, Pelestari Budaya atau Pengamen

Opal dan Nopal mengarak ondel-ondel di kawasan Thamrin, Jakarta, Jumat (21/6/2024).
Jelang HUT ke-497 Jakarta, onde-ondel masih ditemukan untuk mengamen.
Ondel-ondel ini disewa dari kawasan Pal Putih, Jakarta Pusat, seharga Rp 50 ribu dalam satu hari lengkap dengan speakernya.
Dengan bobot 10 kilogram Nopal mengarak ondel-ondel hingga ke dalam perkampungan warga.
Ditemui di Kebon Kacang, Jakarta Pusat, keduanya mengaku kerap berganti lokasi dalam mengarak ondel-ondel.
Biasanya dalam satu hari, mereka mampu meraup omzet hingga Rp 350 ribu dan dibagi dua.
Bukan fenomena baru ondel-ondel diajak mengamen di jalanan. Pro dan kontra pun mengiringi, tak terkecuali dari para pengrajin ondel-ondel itu sendiri.
Pemprov DKI Jakarta melarang ondel-ondel digunakan untuk mengemis. Larangan itu diterapkan sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan budaya Betawi.
Pengamen ondel-ondel melintas di antara aktivitas warga di Ibu Kota.
Kini, dalam beberapa tahun ke belakang, ondel-ondel justru lebih banyak ditemukan di jalan-jalan hingga gang perkampungan.
Ikon Jakarta itu kini sering dijumpai di jalanan sebagai alat ngamen, berbeda fungsi dengan zaman dulu.
Wawang Sunarya, perajin dari Betawi Online Gallery di Setu Babakan mengatakan, ondel-ondel memiliki nilai budaya dan sejarah yang tinggi, dan tidak sepantasnya direndahkan dengan menjadi alat mencari uang di jalanan.
Wawang Sunarya, perajin dari Betawi Online Gallery di Setu Babakan tidak bisa menerima ondel-ondel dijadikan alat mengamen. Ia prihatin melihat budaya ondel-ondel yang dinodai dengan praktik mengamen.
Pengamen ondel-ondel terlihat melintas di perkampungan warga di Jakarta.
Fenomena ngamen ondel-ondel memang menghadirkan dilema yang kompleks. Di satu sisi, kita ingin menjaga kelestarian budaya Betawi dan menghormati nilai-nilainya. Di sisi lain, kita juga harus memahami situasi ekonomi yang mendorong para pengamen untuk melakukan hal tersebut.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol