Buleleng - Traveler yang datang ke Desa Les di Buleleng, bisa nih melihat pembuatan arak di Dapoer Moela. Bila ingin, bisa juga membawa arak Bali ini untuk dibawa pulang.
Foto: Dapur Pembuatan Arak dan Gula Lontar di Bali Utara

Traveler bisa melihat proses pembuatan arak di Dapoer Moela yang berada di Desa Les, Kabupaten Buleleng, Bali.
Setelah air nira didapatkan, dilanjutkan dengan fermentasi dengan kayu kesambi dan cuka. Setelah seharian, air nira pun diangkat lalu dimasak hingga menjadi kental. Nah, ini adalah proses pembuat gula lontar.
Namun bila ingin membuat arak, air nira difermentasi dengan sabuk kelapa, lalu diletakan di dalam bambu. kemudian didiamkan selama 24 jam, setelah itu barulah dimasak hingga mendidih.
Setelah buih-buihnya hilang, air niranya ditutup rapat sekali. Nah, dalam proses ini, uap nya inilah yang menjadi tetesan arak yang kita tampung di dalam botol.
Untuk memenuhi arak sebotol, butuh waktu sekitar satu jam. Serta kadar alkohol dalam tiap botol ternyata bisa berbeda-beda lho. Yang paling tinggi yaitu 50%.
Proses pengukuran kadar alkohor dalam arak yang dilakukan secara manual menggunakan alkohol meter.
Arak produksi mereka juga dijual kepada tamu-tamu yang datang. Setiap turis yang datang akan diajak ke tempat penyulingan sebagai kegiatan experience.
Sebotol arak Bali ini dijual mulai Rp 150 ribu per botolnya (750 ml). Sedangkan gula lontar atau juruh dijual Rp 70 ribu (60 ml).
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!