Masjid ini dibangun pada tahun 1845 oleh Sultan Serdang ke IV, yaitu Sultan Basyaruddin Saiful Alamsyah.
|
Masjid ini dibangun dengan memadukan arstitektur Eropa dan arsitektur tradisional Indonesia.
|
Atapnya bergaya tumpang tiga yang merupakan gaya khas dari masjid-masjid tradisional di Indonesia.
|
Bangunannya sendiri berdenah persegi panjang dan memiliki serambi di setiap sisinya.
|
Masjid ini sudah mengalami beberapa renovasi namun masih tetap mempertahankan bentuk asli termasuk beduk, daun pintu dan mimbar.
|
Di dinding masjidnya terdapat pula beberapa foto hitam putih yang menggambarkan tentang masjid, istana dan keadaan di masa lalu di Kesultanan Serdang.
|
Di halamannya terdapat pula beberapa pemakaman tua dari keluarga kesultanan dan nazir masjidnya.
|
masjid ini juga digunakan sebagai markas perlawanan dari pihak Kesultanan Serdang terhadap kolonial Belanda.
|
Halaman 2 dari 9
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Tanduk Raksasa Ditemukan Warga Blora, Usianya Diperkirakan 200 Ribu Tahun