Jakarta -
Jika berakhir pekan menikmati Kawasan Kota Tua Semarang, Anda akan mendapati sebuah bangunan megah bergaya Belanda yang masih terjaga, Gereja Blenduk namanya. Inilah sisa peninggalan Belanda yang terawat dengan cantik.
Gereja Blenduk dikala senja ditemani refleksi setelah turun hujan. Nama Blenduk adalah julukan dari masyarakat setempat yang berarti kubah.
|
Jika berakhir pekan menikmati Kawasan Kota Tua Semarang, Anda akan mendapati sebuah bangunan megah bergaya Belanda yang masih terjaga, Gereja Blenduk namanya. Inilah sisa peninggalan Belanda yang terawat dengan cantik.
Gereja ini hingga sekarang masih dipergunakan setiap hari Minggu.
|
Jika berakhir pekan menikmati Kawasan Kota Tua Semarang, Anda akan mendapati sebuah bangunan megah bergaya Belanda yang masih terjaga, Gereja Blenduk namanya. Inilah sisa peninggalan Belanda yang terawat dengan cantik.
Arsitektur di dalamnya dibuat berdasarkan salib Yunani. Gereja ini direnovasi pada 1894 oleh W Westmaas dan HPA de Wilde.
|
Jika berakhir pekan menikmati Kawasan Kota Tua Semarang, Anda akan mendapati sebuah bangunan megah bergaya Belanda yang masih terjaga, Gereja Blenduk namanya. Inilah sisa peninggalan Belanda yang terawat dengan cantik.
Jika berakhir pekan menikmati Kawasan Kota Tua Semarang, Anda akan mendapati sebuah bangunan megah bergaya Belanda yang masih terjaga, Gereja Blenduk namanya. Inilah sisa peninggalan Belanda yang terawat dengan cantik.Jika berakhir pekan menikmati Kawasan Kota Tua Semarang, Anda akan mendapati sebuah bangunan megah bergaya Belanda yang masih terjaga, Gereja Blenduk namanya. Inilah sisa peninggalan Belanda yang terawat dengan cantik.Jika berakhir pekan menikmati Kawasan Kota Tua Semarang, Anda akan mendapati sebuah bangunan megah bergaya Belanda yang masih terjaga, Gereja Blenduk namanya. Inilah sisa peninggalan Belanda yang terawat dengan cantik.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Melihat Gejala Turis China Meninggal di Hostel Canggu, Dokter: Bukan Musibah, Ini Tragedi
PB XIV Purbaya Hadiahi Kenaikan Gelar buat Pendukungnya, Tedjowulan Merespons
Makam Ulama Abal-abal di Lamongan Dibongkar, Namanya Terdengar Asing